Mimpi ku Nyata & Sempurna
Kamis, 05 November 2015
Jumat, 04 September 2015
Laporan Pendahuluan CHF (Congestive Heart Failure)
LAPORAN PENDAHULUAN CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)/
GAGAL JANTUNG KONGESTIF
GAGAL JANTUNG KONGESTIF
A.
Definisi
Congestive Heart Failure (CHF)
adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah
guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat.
Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah
lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung
kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat
dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai
akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan
mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki,
paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti,
2010).
Gagal
jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis
berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer dan Triyanti, 2007).
Gagal jantung adalah sindrom klinik
dengan abnormalitas dari struktur atau fungsi jantung sehingga mengakibatkan
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke jaringan dalam memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh (Darmojo, 2004 cit Ardini 2007).
B.
Klasifikasi
New
York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas: (Mansjoer dan Triyanti, 2007)
kelas
1 Bila
pasien dapat melakukan aktifitas berat tampa keluhan
kelas
2 Bila
pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari aktivitas sehari-hari
tanpa keluhan.
kelas
3 Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari
tanpa keluhan.
kelas
4 Bila
pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan harus tirah
baring.
C.
Etiologi
Menurut Wajan
Juni Udjianti (2010) etiologi gagal
jantung kongestif (CHF) dikelompokan
berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:
1.
Faktor eksterna (dari luar jantung); hipertensi renal, hipertiroid, dan
anemia kronis/ berat.
2.
Faktor interna (dari dalam jantung)
a.
Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect (ASD),
stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
b.
Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
c.
Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
d. Infeksi:
endokarditis bacterial sub-akut
D.
Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan
kemampuan kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah
dari normal. Dapat dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV di mana curah
jantung (CO: Cardiac output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR: Heart
Rate) x Volume Sekuncup (SV: Stroke Volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi dari sistem saraf otonom.
Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi
jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal
untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup
jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Volume sekuncup adalah jumlah
darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang tergantung pada 3 faktor, yaitu:
(1) Preload (yaitu sinonim dengan Hukum Starling pada jantung yang
menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan
tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung); (2)
Kontraktilitas (mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada
tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar
kalsium); (3) Afterload (mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus
dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh
tekanan arteriole).
Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa
adaptasi yang terjadi baik pada jantung dan secara sistemik. Jika volume
sekuncup kedua ventrikel berkurang akibat penekanan kontraktilitas atau afterload
yang sangat meningkat, maka volume dan tekanan pada akhir diastolik di dalam
kedua ruang jantung akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan panjang serabut
miokardium pada akhir diastolik dan menyebabkan waktu sistolik menjadi singkat.
Jika kondisi ini berlangsung lama, maka akan terjadi dilatasi ventrikel. Cardiac
output pada saat istirahat masih bisa berfungsi dengan baik tapi
peningkatan tekanan diastolik yang berlangsung lama (kronik) akan dijalarkan ke
kedua atrium, sirkulasi pulmoner dan sirkulasi sitemik. Akhirnya tekanan
kapiler akan meningkat yang akan menyebabkan transudasi cairan dan timbul edema
paru atau edema sistemik.
Penurunan cardiac output, terutama jika berkaitan
dengan penurunan tekanan arterial atau penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi
beberapa sistem saraf dan humoral. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis
akan memacu kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung dan vena; yang akan
meningkatkan volume darah sentral yang selanjutnya meningkatkan preload.
Meskipun adaptasi-adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan cardiac output,
adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh karena itu, takikardi dan
peningkatan kontraktilitas miokardium dapat memacu terjadinya iskemia pada
pasien dengan penyakit arteri koroner sebelumnya dan peningkatan preload
dapat memperburuk kongesti pulmoner.
Aktivasi sitem saraf simpatis juga akan meningkatkan
resistensi perifer. Adaptasi ini dirancang untuk mempertahankan perfusi ke
organ-organ vital, tetapi jika aktivasi ini sangat meningkat malah akan
menurunkan aliran ke ginjal dan jaringan. Salah satu efek penting penurunan cardiac
output adalah penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan
filtrasi glomerolus, yang akan menimbulkan retensi sodium dan cairan. Sitem
rennin-angiotensin-aldosteron juga akan teraktivasi, menimbulkan peningkatan
resistensi vaskuler
perifer selanjutnya dan penigkatan afterload ventrikel kiri sebagaimana
retensi sodium dan cairan.
Gagal jantung berhubungan dengan peningkatan kadar
arginin vasopresin dalam sirkulasi, yang juga bersifat vasokontriktor dan
penghambat ekskresi cairan. Pada gagal jantung terjadi peningkatan peptida
natriuretik atrial akibat peningkatan tekanan atrium, yang menunjukan bahwa
disini terjadi resistensi terhadap efek natriuretik dan vasodilator.
1. Peningkatan volume
intravaskular.
2. Kongesti jaringan akibat
tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya curah jantung.
3. Edema pulmonal akibat
peningkatan tekanan vena pulmonalis yang menyebabkan cairan mengalir dari
kapiler paru ke alveoli; dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek.
4. Edema perifer umum dan
penambahan berat badan akibat peningkatan tekanan vena sistemik.
5. Pusing, kekacauan mental
(confusion), keletihan, intoleransi jantung terhadap latihan dan suhu
panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat perfusi darah dari jantung ke
jaringan dan organ yang rendah.
6. Sekresi aldosteron,
retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume intravaskuler akibat
tekanan perfusi ginjal yang menurun (pelepasan renin ginjal).
Sumber: Niken Jayanthi (2010)
F.
Studi Diagnostik CHF
1.
Hitung sel darah lengkap: anemia berat atau anemia gravis atau polisitemia vera
2.
Hitung sel darah putih: Lekositosis atau keadaan infeksi lain
3. Analisa gas darah (AGD): menilai derajat gangguan keseimbangan asam basa baik
metabolik maupun respiratorik.
4. Fraksi lemak: peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, LDL yang merupakan
resiko CAD dan penurunan perfusi jaringan
5.
Serum katekolamin: Pemeriksaan untuk mengesampingkan penyakit adrenal
6.
Sedimentasi meningkat akibat adanya inflamasi akut.
7.
Tes fungsi ginjal dan hati: menilai efek yang terjadi akibat CHF terhadap
fungsi hepar atau ginjal
8.
Tiroid: menilai peningkatan aktivitas tiroid
9.
Echocardiogram: menilai senosis/ inkompetensi, pembesaran ruang jantung,
hipertropi ventrikel
10. Cardiac scan: menilai underperfusion otot
jantung, yang menunjang penurunan kemampuan kontraksi.
11. Rontgen
toraks: untuk menilai pembesaran jantung dan edema paru.
12.
Kateterisasi jantung: Menilai fraksi ejeksi ventrikel.
13. EKG:
menilai hipertropi atrium/ ventrikel, iskemia, infark, dan disritmia
Sumber: Wajan Juni Udjianti (2010)
G. Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien
dengan gagal jantung adalah:
· Meningkatkan
oksigenasi dengan terapi O2 dan menurunkan konsumsi oksigen dengan
pembatasan aktivitas.
·
Meningkatkan
kontraksi (kontraktilitas) otot jantung dengan digitalisasi.
·
Menurunkan
beban jantung dengan diet rendah garam, diuretik, dan vasodilator.
Penatalaksanaan
Medis
1.
Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi O2
melalui istirahat/ pembatasan aktifitas
2.
Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
§ Mengatasi
keadaan yang reversible, termasuk tirotoksikosis, miksedema, dan aritmia.
§ Digitalisasi
a. dosis
digitalis
· Digoksin oral untuk digitalisasi
cepat 0,5 mg dalam 4 - 6 dosis selama 24 jam dan
dilanjutkan 2x0,5 mg selama 2-4 hari.
· Digoksin IV 0,75 - 1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam.
· Cedilanid IV 1,2 - 1,6 mg dalam 24 jam.
b. Dosis penunjang
untuk gagal jantung: digoksin 0,25 mg sehari. untuk pasien usia lanjut dan
gagal ginjal dosis disesuaikan.
c. Dosis
penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg.
d. Digitalisasi
cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal akut yang berat:
· Digoksin: 1 - 1,5 mg IV perlahan-lahan.
· Cedilamid 0,4 - 0,8 IV perlahan-lahan.
Sumber: Mansjoer dan Triyanti (2007)
Terapi Lain:
1.
Koreksi penyebab-penyebab utama yang dapat diperbaiki antara lain: lesi katup
jantung, iskemia miokard, aritmia, depresi miokardium diinduksi alkohol, pirau
intrakrdial, dan keadaan output tinggi.
2.
Edukasi tentang hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
3.
Posisi setengah duduk.
4.
Oksigenasi (2-3 liter/menit).
5.
Diet: pembatasan natrium (2 gr natrium atau 5 gr garam) ditujukan untuk
mencegah, mengatur, dan mengurangi edema, seperti pada hipertensi dan gagal
jantung. Rendah garam 2 gr disarankan pada gagal jantung ringan dan 1 gr pada
gagal jantung berat. Jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung berat dan 1,5
liter pada gagal jantung ringan.
6.
Aktivitas fisik: pada gagal jantung berat dengan pembatasan aktivitas, tetapi
bila pasien stabil dianjurkan peningkatan aktivitas secara teratur. Latihan
jasmani dapat berupa jalan kaki 3-5 kali/minggu selama 20-30 menit atau sepeda
statis 5 kali/minggu selama 20 menit dengan beban 70-80% denyut jantung
maksimal pada gagal jantung ringan atau sedang.
7.
Hentikan rokok dan alkohol
8.
Revaskularisasi koroner
9.
Transplantasi jantung
10.
Kardoimioplasti
PROSES KEPERAWATAN
H. Pengkajian Keperawatan
§ Pengkajian
Primer
§ Airways
a.
Sumbatan atau penumpukan sekret
b.
Wheezing atau krekles
§ Breathing
a.
Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b.
RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c.
Ronchi, krekles
d.
Ekspansi dada tidak penuh
e.
Penggunaan otot bantu nafas
§ Circulation
a.
Nadi lemah , tidak teratur
b.
Takikardi
c.
TD meningkat / menurun
d.
Edema
e.
Gelisah
f.
Akral dingin
g.
Kulit pucat, sianosis
h.
Output urine menurun
§ Pengkajian
Sekunder
· Riwayat Keperawatan
1.
Keluhan
a.
Dada terasa berat (seperti memakai baju ketat).
b.
Palpitasi atau berdebar-debar.
c.
Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) atau orthopnea, sesak nafas saat
beraktivitas, batuk (hemoptoe), tidur harus pakai bantal lebih dari dua buah.
d.
Tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
e.
Letargi (kelesuan) atau fatigue (kelelahan
f.
Insomnia
g.
Kaki bengkak dan berat badan bertambah
h.
Jumlah urine menurun
i.
Serangan timbul mendadak/ sering kambuh.
2.
Riwayat penyakit: hipertensi renal, angina, infark miokard kronis, diabetes
melitus, bedah jantung, dan disritmia.
3.
Riwayat diet: intake gula, garam, lemak, kafein, cairan, alkohol.
4.
Riwayat pengobatan: toleransi obat, obat-obat penekan fungsi jantung, steroid,
jumlah cairan per-IV, alergi terhadap obat tertentu.
5.
Pola eliminasi orine: oliguria, nokturia.
6.
Merokok: perokok, cara/ jumlah batang per hari, jangka waktu
7.
Postur, kegelisahan, kecemasan
8.
Faktor predisposisi dan presipitasi: obesitas, asma, atau COPD yang merupakan
faktor pencetus peningkatan kerja jantung dan mempercepat perkembangan CHF.
· Pemeriksaan Fisik
1. Evaluasi status
jantung: berat badan, tinggi badan, kelemahan, toleransi aktivitas, nadi
perifer, displace lateral PMI/ iktus kordis, tekanan darah, mean
arterial presure, bunyi jantung, denyut jantung, pulsus alternans,
Gallop’s, murmur.
2. Respirasi:
dispnea, orthopnea, suara nafas tambahan (ronkhi, rales, wheezing)
3. Tampak pulsasi
vena jugularis, JVP > 3 cmH2O, hepatojugular refluks
4. Evaluasi faktor
stress: menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/ takut yang kronis
5. Palpasi
abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites
6. Konjungtiva
pucat, sklera ikterik
7. Capilary Refill
Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaforesis, warna kulit pucat, dan pitting
edema.
I.
Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Penurunan
curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung, peningkatan frekuensi,
dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup
2.
Pola nafas tidak efektif b/d penurunan
volume paru
3. Perfusi
jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan,
asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli
4. Gangguan
pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan perifer yang mengakibatkan
asidosis laktat dan penurunan curah jantung.
5. Kelebihan
volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi cairan dan natrium oleh
ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi pulmonal
6. Cemas b/d
penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran dalam
lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.
7. Kurang
pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan yang dilakukan,
obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin muncul dan perubahan gaya
hidup
J. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
1
|
Penurunan curah jantung b/d respon
fisiologis otot jantung, peningkatan frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau peningkatan
isi sekuncup
|
NOC :
·
Cardiac Pump effectiveness
·
Circulation Status
·
Vital Sign Status
Kriteria Hasil:
· Tanda Vital
dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
· Dapat
mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
·
Tidak ada edema paru, perifer, dan
tidak ada asites
·
Tidak ada penurunan kesadaran
|
Cardiac Care
§ Evaluasi
adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
§ Catat
adanya disritmia jantung
§ Catat adanya
tanda dan gejala penurunan cardiac putput
§ Monitor
status kardiovaskuler
§ Monitor
status pernafasan yang menandakan gagal jantung
§ Monitor
abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
§ Monitor
balance cairan
§ Monitor
adanya perubahan tekanan darah
§ Monitor
respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
§ Atur periode
latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
§ Monitor
toleransi aktivitas pasien
§ Monitor
adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
§ Anjurkan untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
§ Monitor TD,
nadi, suhu, dan RR
§ Catat
adanya fluktuasi tekanan darah
§ Monitor VS
saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
§ Auskultasi TD
pada kedua lengan dan bandingkan
§ Monitor
TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
§ Monitor
kualitas dari nadi
§ Monitor
adanya pulsus paradoksus dan pulsus alterans
§ Monitor
jumlah dan irama jantung dan monitor bunyi jantung
§ Monitor
frekuensi dan irama pernapasan
§ Monitor
suara paru, pola pernapasan abnormal
§ Monitor suhu,
warna, dan kelembaban kulit
§ Monitor
sianosis perifer
§ Monitor
adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan
sistolik)
§ Identifikasi
penyebab dari perubahan vital sign
|
2
|
Pola Nafas tidak efektif
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau
ekspirasi tidak adekuat
Faktor yang berhubungan :
-
Hiperventilasi
-
Penurunan energi/kelelahan
-
Perusakan/pelemahan muskuloskletal
-
Obesitas
-
Kelelahan otot pernafasan
-
Hipoventilasi sindrom
-
Nyeri
-
Kecemasan
-
Disfungsi Neuromuskuler
-
Injuri tulang belakang
DS
- Dyspnea
- Nafas pendek
DO
- Penurunan
tekanan inspirasi/ekspirasi
- Penurunan
pertukaran udara permenit
- Menggunakan
otot pernafasan tambahan
- Orthopnea
- Pernafasan
pursed-lip
- Tahap
ekspirasi berlangsung sangat lama
- Penurunan
kapasitas vital respirasi < 11- 24x/menit
|
NOC
§ Respiratory status : Ventilation
§
Respiratory status : Airway
patency
§
Vital sign Status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…. Pasien
menunjukan keefektifan pola napas, dibuktikan dengan :
Kriteria Hasil :
v Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
v Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
v Tanda Tanda
vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
|
NIC
· Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
· Pasang mayo
bila perlu
· Lakukan
fisioterapi dada jika perlu
· Keluarkan
sekret dengan batuk atau suction
· Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
· Berikan
bronkodilator ……….
· Berikan
pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
·
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·
Monitor respirasi dan status O2
·
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
· Pertahankan jalan nafas yang paten
·
Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
·
Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
·
Monitor vital sign
·
Informasikan pada pasien dan keluarga tentang teknik
relaksasi untuk memperbaiki pola nafas
·
Ajarkan bagaimana batuk secara efektif
·
Monitor pola nafas
|
3
|
Perfusi jaringan tidak efektif b/d
menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan, asidosis dan kemungkinan
thrombus atau emboli
Definisi :
Penurunan pemberian oksigen dalam kegagalan memberi
makan jaringan pada tingkat kapiler
Batasan karakteristik :
Renal
-
Perubahan tekanan darah di luar batas parameter
-
Hematuria
-
Oliguri/anuria
-
Elevasi/penurunan BUN/rasio kreatinin
Gastro Intestinal
-
Secara usus hipoaktif atau tidak ada
-
Nausea
-
Distensi abdomen
-
Nyeri abdomen atau tidak terasa lunak (tenderness)
Peripheral
-
Edema
-
Tanda Homan positif
-
Perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, air/kelembaban)
-
Denyut nadi lemah atau tidak ada
-
Diskolorisasi kulit
-
Perubahan suhu kulit
-
Perubahan sensasi
-
Kebiru-biruan
-
Perubahan tekanan darah di ekstremitas
-
Bruit
-
Terlambat sembuh
-
Pulsasi arterial berkurang
-
Warna kulit pucat pada elevasi, warna tidak kembali pada penurunan kaki
Cerebral
-
Abnormalitas bicara
-
Kelemahan ekstremitas atau paralis
-
Perubahan status mental
-
Perubahan pada respon motorik
-
Perubahan reaksi pupil
-
Kesulitan untuk menelan
-
Perubahan kebiasaan
Kardiopulmonar
-
Perubahan frekuensi respirasi di luar batas parameter
-
Penggunaan otot pernafasan tambahan
-
Balikkan kapiler > 3 detik (Capillary refill)
-
Abnormal gas darah arteri
-
Perasaan ”Impending Doom” (Takdir terancam)
-
Bronkospasme
-
Dyspnea
-
Aritmia
-
Hidung kemerahan
-
Retraksi dada
-
Nyeri dada
Faktor-faktor yang berhubungan :
-
Hipovolemia
-
Hipervolemia
-
Aliran arteri terputus
-
Exchange problems
-
Aliran vena terputus
-
Hipoventilasi
-
Reduksi mekanik pada vena dan atau aliran darah arteri
-
Kerusakan transport oksigen melalui alveolar dan atau membran kapiler
-
Tidak sebanding antara ventilasi dengan aliran darah
-
Keracunan enzim
-
Perubahan afinitas/ikatan O2 dengan Hb
-
Penurunan konsentrasi Hb dalam darah
|
NOC :
·
Circulation status
·
Tissue Prefusion : cerebral
Kriteria Hasil :
a. mendemonstrasikan
status sirkulasi
·
Tekanan systole dandiastole dalam rentang yang
diharapkan
·
Tidak ada ortostatikhipertensi
·
Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial
(tidak lebih dari 15 mmHg)
b. mendemonstrasikan
kemampuan kognitif yang ditandai dengan:
· berkomunikasi
dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
· menunjukkan
perhatian, konsentrasi dan orientasi
· memproses
informasi
· membuat
keputusan dengan benar
c.
menunjukkan fungsi sensori motori
cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan gerakan
involunter
|
NIC :
Peripheral Sensation Management (Manajemen sensasi
perifer)
§
Monitor adanya daerah tertentu
yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
§
Monitor adanya paretese
§
Instruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada lsi atau laserasi
§
Gunakan sarun tangan untuk
proteksi
§ Batasi
gerakan pada kepala, leher dan punggung
§
Monitor kemampuan BAB
§
Kolaborasi pemberian analgetik
§
Monitor adanya tromboplebitis
§ Diskusikan
menganai penyebab perubahan sensasi
|
4
|
Gangguan pertukaran gas b/d
kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan perifer yang mengakibatkan
asidosis laktat dan penurunan curah jantung.
Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam
oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler
alveoli
Batasan karakteristik :
-
Gangguan penglihatan
-
Penurunan CO2
-
Takikardi
-
Hiperkapnia
-
Keletihan
-
somnolen
-
Iritabilitas
-
Hypoxia
-
kebingungan
-
Dyspnoe
-
nasal faring
-
AGD Normal
-
sianosis
-
warna kulit abnormal (pucat, kehitaman)
-
Hipoksemia
-
hiperkarbia
-
sakit kepala ketika bangun
-
frekuensi dan kedalaman nafas abnormal
Faktor faktor yang berhubungan :
-
ketidakseimbangan perfusi ventilasi
- perubahan
membran kapiler-alveolar
|
NOC
:
v Respiratory
Status : Gas exchange
v Respiratory
Status : ventilation
v Vital
Sign Status
Kriteria Hasil :
v Mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
v Memelihara
kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
v Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
v Tanda tanda
vital dalam rentang normal
|
NIC
:
Airway Management
·
Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
·
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
·
Pasang mayo bila perlu
·
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
·
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
·
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
·
Lakukan suction pada mayo
·
Berika bronkodilator bial perlu
·
Barikan pelembab udara
· Atur intake
untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
· Monitor
respirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
·
Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha
respirasi
·
Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan
otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal
·
Monitor suara nafas, seperti dengkur
·
Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, biot
· Catat lokasi trakea
·
Monitor kelelahan otot diagfragma ( gerakan paradoksis
)
·
Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara tambahan
·
Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi
crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
·
Uskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui
hasilnya
AcidBase Managemen
§
Monitro IV line
§
Pertahankanjalan nafas paten
§
Monitor AGD, tingkat elektrolit
§
Monitor status hemodinamik(CVP,
MAP, PAP)
§ Monitor
adanya tanda tanda gagal nafas
§
Monitor pola respirasi
§
Lakukan terapi oksigen
§
Monitor status neurologi
§
Tingkatkan oral hygiene
|
5
|
Kelebihan volume cairan b/d
berkurangnya curah jantung, retensi cairan dan natrium oleh ginjal,
hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi pulmonal
Definisi : Retensi cairan isotomik meningkat
Batasan karakteristik :
- Berat
badan meningkat pada waktu yang singkat
- Asupan
berlebihan dibanding output
- Tekanan
darah berubah, tekanan arteri pulmonalis berubah, peningkatan CVP
-
Distensi vena jugularis
-
Perubahan pada pola nafas, dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, suara nafas
abnormal (Rales atau crakles), kongestikemacetan paru, pleural effusion
- Hb dan
hematokrit menurun, perubahan elektrolit, khususnya perubahan berat jenis
- Suara
jantung SIII
- Reflek
hepatojugular positif
-
Oliguria, azotemia
-
Perubahan status mental, kegelisahan, kecemasan
Faktor-faktor yang berhubungan :
-
Mekanisme pengaturan melemah
-
Asupan cairan berlebihan
-
Asupan natrium berlebihan
|
NOC :
v
Electrolit and acid base balance
v
Fluid balance
Kriteria Hasil:
·
Terbebas dari edema, efusi,
anaskara
·
Bunyi nafas bersih, tidak ada
dyspneu/ortopneu
·
Terbebas dari distensi vena
jugularis, reflek hepatojugular (+)
·
Memelihara tekanan vena sentral,
tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas normal
· Terbebas dari
kelelahan, kecemasan atau kebingungan
·
Menjelaskanindikator kelebihan
cairan
|
Fluid management
§ Pertahankan
catatan intake dan output yang akurat
§ Pasang urin
kateter jika diperlukan
§ Monitor hasil
lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
§ Monitor
status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP
§ Monitor vital
sign
§ Monitor
indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena
leher, asites)
§ Kaji lokasi
dan luas edema
§ Monitor
masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
§ Monitor
status nutrisi
§ Berikan diuretik sesuai interuksi
§ Batasi
masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130
mEq/l
§ Kolaborasi
dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
Fluid Monitoring
§ Tentukan
riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminaSi
§ Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll )
§ Monitor serum
dan elektrolit urine
§ Monitor serum
dan osmilalitas urine
§ Monitor BP,
HR, dan RR
§ Monitor
tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung
§ Monitor
parameter hemodinamik infasif
§ Monitor
adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB
§ Monitor tanda
dan gejala dari odema
|
6
|
Cemas b/d penyakit kritis, takut
kematian atau kecacatan, perubahan peran dalam lingkungan social atau
ketidakmampuan yang permanen.
Definisi :
Perasaan gelisah yang tak jelas
dari ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan
adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil
langkah untuk menyetujui terhadap tindakan
Ditandai
dengan
- Gelisah
- Insomnia
- Resah
- Ketakutan
- Sedih
- Fokus pada diri
- Kekhawatiran
- Cemas
|
NOC :
v
Anxiety control
v
Coping
v
Impulse control
Kriteria Hasil :
· Klien mampu
mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
· Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
·
Vital sign dalam batas normal
·
Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
|
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan
kecemasan)
§ Gunakan
pendekatan yang menenangkan
§ Nyatakan
dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
§ Jelaskan
semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
§ Pahami
prespektif pasien terhdap situasi stres
§ Temani pasien
untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
§ Berikan
informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
§ Dorong
keluarga untuk menemani anak
§ Lakukan back
/ neck rub
§ Dengarkan
dengan penuh perhatian
§ Identifikasi
tingkat kecemasan
§ Bantu pasien
mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
§ Dorong pasien
untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
§ Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
§ Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
|
7
|
Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan
penyakitnya, tindakan yang dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi
yang mungkin muncul dan perubahan gaya hidup
Definisi :
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif
sehubungan dengan topic spesifik.
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya
masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif,
interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari
informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
|
NOC :
v
Kowlwdge : disease process
v
Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
· Pasien dan
keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
program pengobatan
· Pasien dan
keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
· Pasien dan
keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya.
|
NIC :
Teaching : disease Process
§ Berikan
penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang
spesifik
§ Jelaskan
patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
§ Gambarkan
tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
§ Gambarkan
proses penyakit, dengan cara yang tepat
§ Identifikasi
kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
§ Sediakan
informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
§ Hindari
harapan yang kosong
§ Sediakan
bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang
tepat
§ Diskusikan
perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di
masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
§ Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
§ Dukung
pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
§ Eksplorasi
kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
§ Rujuk pasien
pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat
§ Instruksikan
pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara yang tepat
|
DAFTAR PUSTAKA
Ardini, Desta N. 2007. Perbedaaan Etiologi Gagal jantung
Kongestif pada Usia Lanjut dengan Usia Dewasa Di Rumah Sakit Dr. Kariadi
Januari - Desember 2006. Semarang: UNDIP
Johnson, M.,et all. 2000. Nursing
Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita
Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Mc Closkey, C.J., Iet all. 1996.
Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA
2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler.
Jakarta: Salemba medika
Langganan:
Postingan (Atom)