Senin, 02 Desember 2013
Kamis, 28 November 2013
Makalah Pedoman Membentuk Keluarga Sakinah
PEDOMAN DALAM MEMBENTUK KELUARGA
SAKINAH
Disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok
Mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing Nasruddin, M. Pend.
Ag
Disusun
oleh :
1. Mita
Martina (13038)
2. Muiz
Dwi Hartanto (13039)
3. Nadia
Ayu Soraya (13040)
4. Nanda
Galuh Pratiwi (13041)
5. Ngadimo
(13042)
6. Nisa
Aprilia Saputri (13043)
7. Sela
Yusti Ardianingsih (13060)
AKADEMI
KEPERAWATAN KABUPATEN PURWOREJO
Tahun
Ajaran 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah Pedoman Membentuk Keluarga Sakinah ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak
Nasruddin selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pedoman membentuk keluarga
sakinah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Purworejo,
18 November 2013
Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A.
Latar Belakang……………………………………………………………………………
4
B.
Tujuan…………………………………………………………………………………….
4
C.
Rumusan
Masalah………………………………………………………………………... 5
BAB
II Pembahasan
A.
Arti Penting Anak dalam
Keluarga………………………………………………………. 6
B.
Macam-macam Karakteristik/Tipe
Anak………………………………………………… 8
C.
Tanggung Jawab Orang Tua dan Anak dalam
Islam…………………………………… 12
D.
Tipe Anak yang Diinginkan Agama dan
Orang Tua…………………………………… 14
BAB
III Penutup
A.
Simpulan………………………………………………………………………………...
17
B.
Saran…………………………………………………………………………………….
17
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………………………... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menurut
undang-undang RI nomor 1
tahun 1974 pengertian dan
tujuan perkawinan terdapat dalam satu pasal, yaitu bab 1
pasal 1 menetapkan bahwa “perkawinan adalah ikatan lahir
batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan
membentuk rumah tangga,
keluarga yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa”. Dengan demikian
jelas bahwa diantara tujuan
pernikahan adalah membentuk sebuah rumah tangga yang
sakinah, mawaddah dan warahmah.
Sebuah masyarakat di
negara manapun adalah kumpulan dari beberapa keluarga. Apabila
keluarga kukuh, maka
masyarakat akan bersih dan
kukuh. Namun apabila rapuh,
maka rapuhlah masyarakat. Menikah memang tidaklah sulit, tetapi membangun
keluarga sakinah bukan sesuatu yang mudah. Pekerjaan membangun, pertama harus
didahului dengan adanya gambar yang merupakan konsep dari bangunan yang
diinginkan. Demikian juga membangun keluarga sakinah, terlebih dahulu orang
harus memiliki konsep tentang keluarga sakinah. Al-Qur’an membangunkan sebuah
keluarga yang sakinah dan
kuat untuk membentuk
suatu tatanan masyarakat yang memelihara aturan-aturan Allah dalam kehidupan.
B.
Tujuan
Tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa
dapat menjelaskan arti penting anak dalam keluarga
2. Mahasiswa
dapat menyebutkan dan menjelaskan masing-masing dari macam karakteristik anak
3. Mahasiswa
dapat memahami tanggung jawab orang tua dan anak menurut pandangan Islam
4. Mahasiswa
dapat menjelaskan tipe anak yang diinginkan agama dan orang tua
C.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa
saja arti penting anak dalam keluarga?
2. Apa
saja macam-macam karakteristik/tipe anak?
3. Bagaimana
penjelasan dari masing-masing macam karakteristik anak?
4. Apa
saja tanggung jawab orang tua dan anak menurut pandangan Islam?
5. Bagaimana
tipe anak yang diinginkan agama dan orang tua?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Arti
Penting Anak dalam Keluarga
Siapapun tentu mendambakan anak
dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Anak bisa dianggap segalanya dalam
keluarga. Karena anak merupakan anugerah yang dititipkan oleh Allah kepada kita. Baik yang bersifat
berkah maupun cobaan, namun tentu kebaikan yang kita harapkan.
Keluarga merupakan unit sosial terkecil
yang utama dan pertama bagi seorang anak, sebelum ia berkenalan dengan dunia
sekitarnya, ia akan berkenalan terlebih dahulu dengan situasi keluarga.
Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar
bagi perkembangan anak untuk masa yang akan datang.
Keluargalah yang akan memberikan warna
kehidupan seorang anak, baik perilaku, budi pekerti maupun adat kebiasaan
sehari-hari. Keluarga jugalah tempat dimana seorang anak mendapat tempaan
pertama kali yang kemudian menentukan baik buruk kehidupan setelahnya di
masyarakat.
Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah
Swt yang harus di pertanggung-jawabkan
oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek kehidupannya. Diantaranya bertanggung
jawab dalam pendidikan, kesehatan, kasih sayang, perlindungan yang baik, dan
berbagai aspek lainnya.
Pendidikan perlu dilihat sebagai suatu
proses yang berterusan, berkembang, dan serentak dengan perkembangan individu
seorang anak yang mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dengan
kemahiran yang diperolehnya, anak akan
mengaplikasikannya dalam konteks yang bermacam-macam dalam hidup kesehariannya
di saat itu ataupun sebagai persiapan untuk kehidupannya dimasa yang akan
datang.
Siapapun
tentu mendambakan anak dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Anak
bisa dianggap segalanya dalam keluarga. Karena anak merupakan anugerah yang
dititipkan oleh Allah kepada kita. Ini berarti anak bisa membawa banyak hal
kepada kita. Baik yang bersifat berkah maupun cobaan. Namun tentu kebaikan yang
kita harapkan.
Ada banyak manfaat ketika anak hadir dalam kehidupan
keluarga kita. Manfaat yang pertama adalah anak menjadi media untuk mempercepat
proses mencairnya konflik diantara suami dan istri. Dalam proses menjalani
kehidupan berumah tangga, tentu akan ada perselisihan dan perbedaan pendapat.
Ini berarti kita akan bisa berada pada situasi dimana kita bisa saling tidak
menyapa dan berkomunikasi dengan pasangan kita. Hal tersebut bisa berlangsung
singkat namun bisa berhari-hari. Tentu akan sangat menyiksa kala dalam sebuah
rumah, si suami dan istri tidak saling sapa. Ada perasaan yang kurang enak dan
nyaman untuk mencairkan situasi tersebut. Maka ketika ada anak-anak, mereka
bisa menjadi alat untuk mempercepat berakhirnya konflik. Baik dilakukan dengan
sengaja, maupun tanpa sengaja. Karena bagaimanapun, anak adalah yang paling
utama. Misalnya ketika anak menangis, anak minta bermain, atau ketika anak
sakit. Maka pasti baik istri maupun suami akan rela untuk memberikan perhatian
kepada anak-anak mereka tanpa menghiraukan konflik yang sedang mereka hadapi.
Dan tanpa sengaja, keadaan tersebut bisa merangsang perasaan malu untuk
melanjutkan perselisihan. Sehingga kebersamaan dan komunikasi akan kembali
terjalin.
Yang kedua anak pembawa rizki. Setiap manusia yang lahir ke
dunia pasti dibekali dengan rizki masing masing. Ini berarti ketika kita
memiliki anak, maka akan bertambah rizki yang kita dapat. Memang bukan berarti
kita harus menganut paham banyak anak banyak rizki. Tetapi dengan adanya anak
yakinlah rizki pun akan ditambahkan pada keluarga kita.
Yang berikutnya adalah anak sebagai kebanggaan keluarga.
Anak merupakan sesuatu yang tentu kita harapkan untuk menjadi penerus generasi
kita. Ini berarti kita menginginkan generasi yang terbaik. Maka sungguh akan
ada kebanggan kala anak kita meberikan sesuatu yang menyenangkan untuk keluarga.
Bisa prestasi sekolah, kesuksesan dalam pendidikan, atau kesuksesan dalam
karir. Sungguh menyenangkan tentu ketika kita bisa mendidik anak kita menjadi
anak yang sukses untuk dirinya, keluarga, masyarakat dan sukses kelak
diakhirat.
B.
Macam-macam
Karakteristik/Tipe Anak
1. Menurut
Eysenck 1964 (dalam Buchori
1982) menyatakan tipe kepribadian dibagi
menjadi tiga, yaitu:
a. Kepribadian Ekstrovert :
dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati kegembiraan,
aktif bicara, impulsif, menyenangkan
spontan, ramah, sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.
b. Kepribadian Introvert :
dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai kontrol diri yang
baik.
c. Kepribadian Neurosis :
dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang disertai
dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.
2. Menurut
Kretchmer dan Sheldon (dalam Kurnia
2007) menyatakan bahwa Tipologi kepribadian berdasarkan
bentuk tubuh atau bersifat jasmaniah. Macam-macam kepribadian ini adalah:
a. Tipe asthenicus atau ectomorpic, pada
orang-orang yang bertubuh tinggi kurus memiliki sifat dan kemampuan berpikir
abstrak dan kritis, tetapi suka melamun dan sensitif.
b. Tipe pycknicus atau mesomorphic, pada
orang yang betubuh
gemuk pendek, memiliki sifat periang, suka humor, popular dan mempunyai
hubungan sosial luas, banyak teman, dan suka makan.
c. Tipe athleticus atau mesomorphic, pada
orang yang bertubuh sedang/ atletis memiliki sifat senang pada pekerjaan yang
membutukhkan kekuatan fisik, pemberani, agresif, dan mudah menyesuaikan diri.
Kali ini kita
akan membahas bagian yang tidak kalah pentingnya yaitu bagian tentang
kepribadian, inilah dasar dari pembentukan karakter seorang anak. Mengapa
kita perlu membahas tentang kepribadian. Kepribadian adalah bagian dari diri
manusia yang sangat unik dimana kita memiliki kecenderungan yang cukup besar
untuk merespon segala sesuatu. Dengan memahami kepribadian anak berarti kita
telah menyingkat waktu kita untuk menebak-nebak, berusaha mengerti dan memahami anak kita, kita bisa jauh lebih mudah untuk
memahami seseorang anak dengan memperhatikan tipologi kepribadiannya. Dalam
makalah ini kami akan menggunakan tipologi kepribadian yang sangat banyak
dipakai oleh family terapis, oleh para HRD manager ataupun
praktisi-praktisi di sumber daya manusia untuk menganalisa kepribadian
seseorang. Kepribadian ini membagi manusia menjadi empat golongan besar yaitu
korelis, sanguinis, phlegmatis dan melankolis.
1.
Koleris, mewakili tipe kepribadian
yang tegas dan kemudian cenderung untuk memimpin, dia adalah seorang pemimpin
yang dilahirkan. Pemimpin yang dilahirkan secara alamiah begitulah koleris.
Ciri-cirinya To The Point, dia ingin segala sesuatunya cepat dan dilakukan saat
itu juga, dia tidak bertele-tele tetapi pada titik ekstrimnya adalah dia bisa
menjadi terlalu dominan dan terlalu mengatur, terlalu mengontrol, sehingga
orang lain bisa tidak tahan. Dan kemudian dia ingin segala sesuatunya dilakukan
dengan sangat cepat kemudian bisa jadi dia lupa beberapa detail-detail tentang
hal penting yang harus dilakukan. Itulah tipe kepribadian koleris yang sejati.
Orang koleris akan berpakaian dengan praktis, simple, tidak mementingkan model
pakaian tetapi lebih mementingkan fungsi dari pakaian itu. Dan orang koleris
biasanya duduknya sangat tegak sekali dan ia berjalan dengan sangat tegak
dengan kepala terangkat ke atas. Pada kenyataannya tiap kepribadian itu
memiliki kadarnya masing-masing, sangatlah kecil sekali kemungkinannya kita
menemukan seseorang yang koleris sejati. Artinya seratus persen koleris
sementara di lain-lainnya itu nol semuanya. Seorang anak yang koleris, biasanya
memiliki motivasi yang kuat dari dalam, istilahnya “ku tahu yang ku mau”. Jika
ingin mengarahkan mereka, tunjukan keuntungan bagi anak jika mereka melakukan
hal tersebut. Misal : “Jika kamu les bahasa inggris maka mudah bagi kamu untuk
memahami aturan dari permainan yang sering papa dan kamu lakukan, masih banyak
permainan serupa yang bisa kita mainkan”.
2.
Jenis kepribadian yang berikutnya adalah Sanguinis.
Sanguinis adalah orang yang cerah, ceria, bisa mendengar suaranya jauh sebelum
melihat orangnya, heboh sekali dan jika memakai pakaian pakaian biasanya berwarna
cerah meriah dengan banyak sekali aksesoris, sanguinis adalah orang yang senang
menjadi pusat perhatian. Jika Anda datang ke pesta dan melihat satu orang
dikelilingi yang lain, bercerita, semua terhibur dan tertawa, maka orang yang
bercerita itulah seorang sanguinis. Sanguinis adalah pusat perhatian. Jika Anda
melihat orang sanguinis berpakaian cerah warna warni dan banyak aksesoris, dia
tidak akan risih dengan itu semua bahkan dia akan suka, karena dengan begitu
dia bisa menarik perhatian orang lain. Orang sanguinis akan berjalan dengan
gayanya yang ceria dan akan menoleh ke kanan kiri dan melempar banyak senyum
kepada orang-orang di sekitarnya. Seorang anak sanguinis merupakan anak yang
sangat senang sekali bermain dan berkumpul dengan banyak teman-temannya. Senang
dengan aktivitas “outdoor” atau kebersamaan yang menyenangkan. Tentu mudah bagi
Anda menerjemahkan bahasa saya berkaitan dengan anak sanguinis.
3.
Tipe koleris dan tipe sanguinis adalah tipe yang
Ekstrovert, tipe yang terbuka kepada orang. Orang sanguinis begitu sangat
terbukanya, sehingga bisa cerita tentang banyak hal kepada orang lain dan
kemudian bisa dengan mudah melupakannya. Orang sanguinis dengan begitu mudahnya
melupakan janjinya dan juga dengan begitu mudahnya dia akan langsung minta maaf.
Orang koleris tidak akan melakukannya, dia akan gengsi untuk minta maaf kepada
kita. Tapi mereka dasarnya adalah orang-orang yang terbuka, orang-orang yang
ekstrovert. Berikutnya kita akan membahas bagian kepribadian yang Introvert
yang tertutup. Di bagian ini ada dua jenis kepribadian dua tipelogi kepribadian
yaitu Melankolis dan Phlegmatis.
4.
Melankolis, adalah seorang yang
rapi, biasanya tulisannya rajin, rapi, lengkap, detail karena itu jika mereka
kuliah catatan mereka biasanya akan dipinjam oleh teman-temannya. Dan kemudian
dia akan memiliki gaya dandan yang rapi, tidak ada satu helai pun rambut yang
tersisir keluar ok semuanya rapi seperti diatur pada tempatnya. Seorang
melankolis berpakaian selalu sangat rapi sekali, dimasukkan dan suka warna warna
yang memiliki perpaduan warna yang cocok. Jadi tidak akan sembarangan, artinya
dia tidak akan memakai bawahan yang berwarna hijau dan kemudian atasnya
berwarna kuning cerah. Dia akan mempertimbangkan segala sesuatunya, itulah
orang melankolis. Jika memendam sesuatu bisa dipendam sangat lama, ngambeknya
bisa sangat lama sekali, tetapi orang melankolis sangat detail, begitu suka
dengan data-data dan fakta-fakta. Yah itulah seorang melankolis. Ia begitu ahli
di dalam perencanaan dan ahli di dalam analisa. Ciri-ciri anak melankolis yang sangat tampak adalah
anak ini sangat teratur, suka kerapian, seringkali saya jumpai mereka secara
akademis adalah anak yang cerdas dan pandai. Anak melankolis sangat suka
“mengontrol” semuanya sendiri. Terkadang menentukan pakaian yang akan
dipakainya, makan apa sore ini, dsb. Mereka terkadang suka mengingatkan kita,
jika keluar kamar lampu dimatikan, tv atau laptop dimatikan.
5.
Kemudian kepribadian yang satunya lagi adalah
Phlegmatis. Phlegmatis adalah kepribadian yang suka melakukan
segala sesuatu berdasarkan urutan yang telah diberikan, jika memang sudah
begini ya begini tidak usah dipikirin yang lain lagi, yah pokoknya ikuti saja.
Itulah phlegmatis, tipe pengikut yang setia. Dia bisa tahan duduk berjam-jam
melakukan sesuatu berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan dimana itu
tidak mungkin bisa dilakukan oleh seorang yang koleris ataupun seorang
sanguinis. Mereka tidak akan tahan duduk berjam-jam, berhari-hari,
berminggu-minggu, berbulan-bulan melakukan satu hal yang sama berulang-ulang
kali. Phlegmatis sangat cocok melakukan itu semua, sangat setia dan bisa
dipercaya untuk memegang rahasia. Itulah orang phlegmatis, mereka sangat mudah
diatur mereka sangat toleran. Jika Anda punya anak phlegmatis, Anda bisa
mengatakan “nak sekarang makan ya”, “ya” kalau Anda sibuk, Anda bisa mengatakan
“nak, sekarang Mama lagi sibuk, nanti aja makannya ya”, “iya” anak phlegmatis
tidak akan menuntut Anda. Itu akan sangat berbeda dengan anak koleris “nak
makannya nanti ya”, “tidak! Aku maunya sekarang” itulah anak koleris. Anak
phlegmatis biasanya cenderung diam dan mengalah. Mereka sering menghindari
konflik dan seringkali merelakan peralatan tulisnya untuk dipinjam dan tak
jarang terkadang merasa “ngga enak” untuk memintanya.
Sekarang Anda
telah mengetahui tipologi koleris, sanguinis, melankolis dan phlegmatis nah
satu hal yang perlu kita ketahui adalah tidak ada satupun tipologi kepribadian
ini yang lebih baik daripada lainnya. Artinya kita semua mempunyai kadar dari
keempat tipologi kepribadian ini. Di dalam diri kita ada unsur melankolis, ada
unsur phlegmatis, ada unsur koleris dan ada unsur sanguinis-nya. Hanya saja di
bagian mana kita dominan dan itu yang membentuk kita, itu yang membedakan kita dari yang lainnya.
Variabel atau kadar perbedaan dari setiap kepribadian ini membuat kita menjadi
begitu unik. Tak ada satu orang pun yang memiliki komposisi yang sama, semuanya
begitu berbeda. Dan satu hal yang paling penting, adalah seperti yang tadi saya
katakan bahwa tidak ada yang baik, tidak ada yang buruk disini. Yang ada adalah
pada saat kita tidak menyadari berhadapan dengan siapa dan kemudian kita tidak
bisa menjalin suatu komunikasi, itu karena kita tidak bisa memahami
persepsinya.
Karakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)
Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan.
Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan.
Karakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya dengan ciri-ciri periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan atau label yang digunakan pendidik. Orang tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tuanya.
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya dengan ciri-ciri periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan atau label yang digunakan pendidik. Orang tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tuanya.
Karakteristik
perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
Masa
puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir dan masa
remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber,
dan pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun terakhir masa
anak akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak dan remaja, di
mana ciri kematangan seksual semakin jelas (haid dan mimpi basah). Tahap
pascapuber bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa remaja. Waktu masa
puber relatif singkat (2-4 tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan yang
sangat pesat dan mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga menimbulkan keraguan
dan perasaan tidak aman pada anak puber. Perubahan fisik dan sikap puber ini
berakibat pula pada menurunnya prestasi belajar, permasalahan yang terkait
dengan penerimaan konsep diri, serta persoalan dalam berhubungan dengan orang
tua.
C.
Tanggungjawab
Orang Tua dan Anak dalam Islam
1. Berusaha
menjaga anak dari gangguan syaitan sebelum dilahirkan
Dari
Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda: "jika salah seorang dari kamu
mendatangi istrinya dan berdoa; Bismillah, Allahumma jannibasy syaithona wa
jannibisy syaithona ma rozaqtana, lalu keduanya diberikan anak, maka anak
tersebut tidak diganggu syaithon"(HR. Bukhari dan Muslim).
2. Mempunyai
perhatian terhadap anak ketika masih dalam rahim ibunya
3. Menampakkan
kegembiraan ketika anak dilahirkan.
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan
bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan
kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa
yang dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan
perempuan (kepada siapa yang dikehendakiNya), dan Dia menjadikan mandul siapa
yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (QS
42:49-50).
4. Adzan
ditelinga anak yang dilahirkan.
Dari
Abu Rafi ia berkata: saya melihat Rasulullah SAW adzan di telinga hasan bin
Ali, ketika Fathimah melahirkannya"(HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).
5. Memberikan
nama yang baik.
"Kalian
akan dipanggil di hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak kalian. Maka
berilah nama kalian yang baik" (HR. Bukhari dan Muslim.)
6. Menyembelih
aqiqah, mencukur rambut anak
"Setiap
anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih binatang baginya pada hari ketujuh
(dari hari kelahirannya), diberi nama dan dicukur rambutnya" (HR. Samirah).
7. Mengkhitan
Diriwayatkan
di dalam Ash-Shahihain dari Abu Hurairah ra. Ia mengatakan bahwa: Rasulullah
SAW bersabda: "Fitrah itu ada lima: Khitanan, mencukur bulu-bulu yang
tumbuh disekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu
ketiak. (Fitrah yang dimaksud disini adalah fitrah amaliyyah untuk mensucikan
badan dan menghiasi penampilan, pangkal fitrah badan adalah khitan.)
8. Menyusui
"Para
Ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan". (QS 2:233)
9. Memberikan
pendidikan dan pengajian
10. Memberikan
nafkah
Dari
'Aisyah bahwa Hindun binti 'uthbah pernah bertanya: "Wahai Rasulullah,
sesungguhnya Abu Sofyan adalah orang yang kikir. Ia tidak mau memberi nafkah
kepadaku dan anakku, sehingga aku mesti mengambil dari padanya tanpa
sepengetahuannya". Maka Rasulullah bersabda: "Ambillah apa yang
mencukupi bagimu dan anakmu dengan cara yang baik" (HR. Bukhari dan
Muslim)
11. Menyayangi
dan bersikap lemah lembut terhadap anak
"Barang
siapa yang baginya mempunyai tiga anak perempuan, ia menempatkan mereka dengan
baik-baik, kasih sayang atas mereka dan memberikan pendidikan atas mereka,
wajiblah baginya masuk syurga" (Riwayat Imam Ahmad. Al Bazzar dan
At-Thabarani dari sahabat Jabir ra.)
12. Memperhatikan
keadaannya dan mengarahkannya untuk mendapat pekerjaan yang disukai
13. Melatih
bekerja dan menghindarinya dari malas bekerja dan menganggur
14. Menjaga
kesuciannya dan menikahkannya di kala ia membutuhkan dan mampu
15. Menyamakan
pemberian kepada anak
"Samakanlah
pemberian kepada anak-anakmu! Sekiranya aku dibolehkan melebihkan seorang anak
dari yang lain, niscaya aku akan lebihkan pemberian kepada anak perempuan' (HR.
Thabrani).
D. Tipe
Anak yang Diinginkan Agama dan Orang Tua
Setiap anak
umumnya memiliki orang tua atau wali yang bertanggung jawab atas dirinya dalam
hal membesarkan, mengasuh, memberi nafkah, mendidik, dan lain-lain. Tanpa orang
tua maupun wali, seorang anak akan sangat kesulitan untuk menjalani hidupnya.
Pada dasarnya orangtua / wali sangat sangat sayang kepada anaknya dan ingin anaknya
menjadi orang yang baik, mandiri, tangguh, cerdas, saleh dan berbagai kebaikan
dunia akhirat lainnya.
Dari
sebegitu banyaknya kasih sayang dan rasa cinta yang diberikan orangtua / wali,
seorang anak terkadang tidak menyadarinya dan justru malah membenci orangtua /
walinya. Memang tidak semua orang tua mau memberikan rasa sayang dan
perhatiannya dalam bentuk yang disukai anaknya, karena takut kalau anaknya
nanti akan menjadi manja, ketergantungan, boros, materialistis, cengeng, dan
lain sebagainya. Ada banyak hal yang menjadi tanggung jawab, tugas atau
kewajiban seorang anak kepada orangtua / wali dari dirinya, yaitu :
1. Sayang Kepada Orangtua /
Wali
Setiap anak
harus menyayangi kedua orangtua yang telah dengan segala daya upaya berjuang
membesarkan anak-anaknya agar kelak nanti menjadi orang yang berhasil di dunia
dan di akhirat. Bukan sekedar uang dan harta yang diharapkan para orangtua dari
anak-anaknya, namun yang paling utama adalah kesuksesan dan perhatian
anak-anaknya.
2. Patuh Terhadap Perintah
Orangtua / Wali
Orangtua
akan sangat senang sekali jika anak-anaknya mau menuruti segala apa yang
diinginkan orangtua. Namun yang jelas anak-anak tidak wajib menuruti kemauan
orangtuanya yang melanggar ajaran agama dan melanggar hukum seperti perintah
untuk meninggalkan sholat lima waktu, melakukan korupsi, mencontek saat ujian,
dan lain-lain.
3. Menjadi Anak yang Baik
Anak yang
baik akan menjadi kebanggaan keluarganya. Anak yang baik juga akan disukai
orang-orang yang ada di sekitarnya baik di rumah, sekolah, tempat ibadah,
keorganisasian, dan lain sebagainya. Anak yang nakal biasanya tidak disukai
oleh orang-orang yang berada di sekitarnya, dan bahkan bisa dimusuhi warga di
lingkungannya jika perilakunya sudah keterlaluan melampaui batas.
4. Rajin Belajar Menimba
Ilmu
Walaupun
tidak cerdas dan mempunyai prestasi yang biasa-biasa saja di sekolah, anak-anak
yang tekun belajar tanpa disuruh-suruh bisa membuat orangtuanya bangga. Tidak
hanya belajar pelajaran sekolah saja, namun juga ilmu lainnya yang bermanfaat
bagi dirinya dan orang-orang yang berada di sekitarnya.
5. Rajin Ibadah dan
Mendoakan Orangtua / Wali
Orangtua
akan sangat senang sekali jika anak-anaknya menjadi anak yang sholeh. Anak-anak
yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kokoh serta selalu mendoakan kebaikan
orangtuanya di mana pun dirinya berada akan sangat disayang oleh orangtuanya.
Doa anak kepada orangtua adalah hal yang sangat penting yang dapat mendatangkan
rahmat Tuhan pada orangtua.
6. Selalu Siap Membantu
Orangtua / Wali
Tanpa
diminta, anak yang baik selalu siap sedia memberikan bantuannya kepada orangtua
atau walinya. Berbagai bentuk pertolongan siap diberikan baik berupa tenaga,
uang, waktu, pikiran, perasaan, dan lain sebagainya. Namun sebaiknya jangan
terlalu dipaksakan jika memang menemui kesulitan dan membantu orangtua.
7. Tidak Membuat Marah
Orangtua / Wali
Anak yang
baik harus bisa memahami perasaan orangtuanya sehingga bisa menghindari
berbagai hal yang dapat membuat orangtuanya marah. Contoh hal-hal yang dapat
membuat orang tua murka adalah seperti bolos sekolah, berbohong.
8. Berupaya Menjadi Orang
yang Mandiri dan Mapan
Setiap
orang harus bisa menjadi orang yang mapan dan mandiri ketika memasuki usia
dewasa. Akan jauh lebih baik lagi jika mampu meraih kemapanan dan kemandirian
sebelum mencapai usia dewasa.
9. Menjaga Nama Baik
Keluarga dan Orang Tua / Wali
Rahasia
keluarga yang tidak pantas diketahui oleh orang lain harus dijaga dengan baik
agar keluarga tidak malu karena aibnya diketahui banyak orang. Dalam bersikap
dan bertingkah laku pun juga sangat penting untuk selalu berhati-hati agar
tidak mencoreng nama baik keluarga. Beberapa contoh perilaku yang menciptakan
aib keluarga yaitu seperti zina, selingkuh.
10. Memberi Nafkah Orangtua
/ Wali Ketika Lanjut Usia
Di kala
orangtua pensiun atau karena suatu hal tidak sanggup untuk mencari nafkah bagi
dirinya dan keluarganya, maka orangtua akan sangat mengharapkan kebaikan dari anak-anaknya.
Oleh karena itu seorang anak harus memiliki keinginan untuk mandiri dan mapan
saat dewasa kelak agar bisa menggantikan peran orangtua sebagai tulang punggung
keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Keluarga
merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak,
sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia akan berkenalan terlebih
dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan
memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang
akan datang.
Karakteristik pada
diri anak :
1. Koleris
2. Sanguinis
3. Ekstrovert
4. Melankolis
5. Phlegmatis
Tipe anak yang diinginkan orang tua :
1.
Sayang dan
patuh kepada orang tua/ wali
2.
Menjadi anak yang
baik
3.
Menjaga nama
baik keluarga
4.
Rajin belajar
menimba ilmu hingga suatu saat dapat mandiri dan mapan
5.
Selalu siap
membantu orang tua/ wali
B. Saran
Demikian makalah kami. Kami selalu menerima saran dari Anda karena kami
mengerti bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Macam-macam
Kepribadian Anak. http://www.pendidikankarakter.com/macam-macam-kepribadian-anak/
. Diakses pada Januari 2013.
Anonim. 2013. Tanggung Jawab Orang Tua dan Anak. http://www.jaist.ac.jp/~helianti/edisi14/topik14.html
. Diakses pada Januari 2013.
Faza.
2013. Contoh Makalah Agama Islam Membangun Keluarga Sakinah. http://kumpulanilmu2.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-agama-islam-membangun.html
. Diakses pada Februari 2013.
Waesun, Enek. 2012.
Pentingnya Anak dalam Keluarga. http://enekwaesun.blogspot.com/2012/03/pentingnya-anak-dalam-keluarga.html#axzz2gMJGV8cl
. Diakses pada Mei 2012.
Langganan:
Postingan (Atom)