PERAN GLUKONEOGENESIS DALAM TUBUH MANUSIA
Disusun dalam rangka memenuhi tugas
individu
Mata kuliah Biokimia
Dosen Pembimbing dr. Hendi R.
Oleh
:
Nisa Aprilia Saputri (13043)
AKADEMI
KEPERAWATAN KABUPATEN PURWOREJO
Tahun
Ajaran 2013/2014
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
mengesahkan makalah yang berjudul “Peran Glukoneogenesis Dalam Tubuh Manusia” yang
disusun oleh Nisa Aprilia Saputri :
Direktur
Utama Dosen
Pembimbing
Wahyu
Widodo, S. Kep. Ners dr.
Hendi Ristiawan
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah Peran Glukoneogenesis dalam Tubuh Manusia ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada bapak
dr. Hendi Ristiawan selaku Dosen mata kuliah Biokimia yang telah memberikan
tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai peranan, proses,
patofisiologi, efek dari adanya glukoneogenesis dalam tubuh manusia. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Purworejo,
2 Juni 2014
Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Pengesahan………………………………………………………….…………...… ii
Kata
Pengantar……………………………………………………………….…………...…. iii
Daftar
isi……………………………………………………………………………………... iv
A. Bab
I Pendahuluan……………………………………………………………………. 1
1. Latar
Belakang……………………………………...……………………………. 1
2. Tujuan……………………………………………………………………………..
2
3. Rumusan
Masalah…………………………………………………………...…… 2
B. Bab
II Isi
1. Peranan
untuk Tubuh Manusia…………………………………………………… 3
2. Patofisiologi………………………………………………………...………..……
5
3. Tinjauan
biokimia……………………………………………...……………..…... 8
4. Efek………………………………………………………..…………………..….
9
C. Bab
III Penutup
1. Simpulan………………………………………………...……………………….
11
2. Saran………………………………………………...…………………………...
11
Daftar
Pustaka……………………………………………...……………………………….. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Glukoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk mencakup semua
mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab untuk mengubah senyawa
nonkarbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Subtrat utama bagi glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik, laktat,
gliserol dan propionat. Hati dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat.
Karena kedua organ tersebut mengandung komplemen enzim-enzim yang diperlukan.
Glukoneogenesis memenuhi
kebutuhan tubuh akan glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah
yang cukup di dalam makanan. Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan
sebagai sumber energi, khususnya bagi sistem syaraf dan eritrosit. Kegagalan
pada Glukoneogenesis biasanya berakibat fatal. Kadar glukosa darah di bawah
nilai yang kritis akan menimbulkan disfungsi otak yang dapat mengakibatkan koma
dan kematian. Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adiposa sebagai sumber
gliserida-gliserol, dan mungkin mempunyai peran di dalam mempertahankan kadar
intermediat pada siklus asam sitrat dibanyak jaringan tubuh. Bahkan dalam
keadaan lemak memasok sebagian besar kebutuhan kalori bagi organisme tersebut,
selalu terdapat kebutuhan basal tertentu akan glukosa. Glukosa merupakan
satu-satunya bahan bakar yang yang memasok energi bagi otot rangka pada keadaan
anaerob. Unsur ini merupakan prekursor gula susu (laktosa) di kelenjar payudara
dan secara aktif diambil oleh janin. Selain itu, mekanisme glukoneogenik
dipakai untuk membersihkan berbagai produk metabolisme jaringan lainnya dari
darah, missal laktat yang dihasilkan oleh otot dan eritrosit, dan gliserol yang
secara terus-menerus diproduksi oleh jaringan adipose. Propionat, yaitu asam
lemak glukogenik utama yang dihasilkan dalam proses digesti karbohidrat oleh
hewan pemamah biak, merupakan substrat penting untuk Glukoneogenesis di dalam
tubuh spesies ini.
B. Tujuan
1.
Mahasiswa dapat memahami definisi dari
glukoneogenesis
2.
Mahasiswa dapat menyebutkan substrat
untuk terbentuknya glukoneogenesis
3.
Mahasiswa dapat memahami jalur
glukoneogenesis
4.
Mahasiswa dapat memahami peran
glukoneogenesis dalam tubuh manusia
5.
Mahasiswa dapat memahami pengaturan dari
glukoneogenesis
6.
Mahasiswa dapat menyebutkan efek
baik/buruk dari glukoneogenesis dalam tubuh manusia
7.
Mahasiswa dapat memahami patofisiologi
dari glukoneogenesis
C. Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apa
definisi dari glukoneogenesis?
2. Apa
saja substrat untuk terbentuknya glukoneogenesis?
3. Bagaimana
jalur glukoneogenesis?
4. Bagaimana
peran glukoneogenesis dalam tubuh manusia?
5. Bagaimana
pengaturan dari glukoneogenesis?
6. Apa
saja efek baik/buruk dari glukoneogenesis dalam tubuh manusia?
7. Bagaimana
patofisiologi dari glukoneogenesis?
BAB II
ISI
A.
Peranan
untuk Tubuh
Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari
senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses
glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada
proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam laktat diubah
menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yaitu
glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa akhirnya berasal dari katabolisme asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah dan otot dalam keadaan anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk glukoneogenesis. Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi alasan termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa akhirnya berasal dari katabolisme asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah dan otot dalam keadaan anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk glukoneogenesis. Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi alasan termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
Konsentrasi Glukosa Darah Diatur Dalam
Batas-Batas Yang Sempit
Pada keadaan setelah
penyerapan makanan, kadar glukosa darah pada manusia dan banyak mamalia
berkisar antara 4,5 – 5,5 mmol/L. setelah ingesti makanan yang mengandung
karbohidrat kadar tersebut naik hingga 6,5 – 7,2 mmol/L. Di saat puasa kadar
glukosa darah akan turun menjadi sekitar 3,5 – 3,9 mmol/L. Kadar glukosa darah
pada burung sangat tinggi (14,0 mmol/L) dan pada hewan pemamamh biak sangat
rendah (sekitar 2,2 mmol/L pada domba dan 3,3 mmol/L pada ternak sapi).
Kadar yang lebih rendah
ini tampaknya dikaitkan dengan kenyataan bahwa hewan pemamah biak pada
hakekatnya akan memfermentasikan semua karbohidrat dalam pakannya menjadi asam
lemak yang lebih rendah (mudah menguap), dan unsur ini dengan luas menggantikan
glukosa sebagai bahan bakar utama metabolik jaringan dalam keadaan kenyang.
Penurunan mendadak kadar
glukosa darah akan menimbulkan serangan konvulsi, seperti
terlihat pada keadaan overdosis insulin, karena ketergantungan otak langsung
pada pasokan glukosa. Namun, kadar yang jauh lebih rendah dapat ditoleransi
asalkan terdapat adaptasi tyang progresif; misal, tikus yang sudah teradaptasi
dengan diet tinggi lemak akan tampak normal dengan konsentrasi glukosa darah
1,1 mmol/L.
Mekanisme Metabolik dan Hormonal Mengatur
Konsentrasi Glukosa Darah
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah merupakan
salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan juga menjadi
salah satu mekanisme dengan hati jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon
turut mengambil bagian. Sel-sel hati tampak dapat dilewati glukosa dengan bebas
(melalui transpoter GLUT 2), sedangkan sel-sel pada jaringan ekstrahepatik, dan
glukosa mengalami fosforilasi dengan cepat oleh heksokinase pada saat masuk ke
dalam sel. Sebaliknya, aktivitas enzim tertentu dan konsentrasi beberapa
intermediat yang penting mungkin memberi pengaruh yang jauh lebih langsung
terhadap pengambilan atau pengeluaran glukosa dari hati. Walaupun begitu,
konsentrasi glukosa di dalam darah merupakan factor penting yang mengendalikan kecepatan
ambilan glukosa baik di hati maupun jaringan ekstrahepatik.
Peranan berbagai protein
pengngkut glukosa, yang ditemukan pada membran sel dengan masing-masing
memiliki 12 buah wilayah transmembran,
Tabel Pengangkut
Glukosa
Lokasi Jaringan
|
Fungsi
|
||
Pengangkut fasilitatif dua-arah
|
|||
GLUT 1
|
Otak, ginjal, kolon,
plasenta,eritrosit
|
Ambilan glukosa
|
|
GLUT 2
|
Hati, sel B pankreas, usus halus, ginjal
|
Ambilan dan pelepasan glukosa yang cepat
|
|
GLUT 3
|
Otak, ginjal, plasenta
|
Ambilan glukosa
|
|
GLUT 4
|
Otot jantung dan rangka, jaringan adipose
|
Ambilan glukosa yang dirangsang oleh insulin
|
|
GLUT 5
|
Usus halus
|
Absorpsi glukosa
|
|
Pengangkut satu-arah yang bergantung-natrium
|
|||
SGLT 1
|
Usus halus dan ginjal
|
Ambilan aktif glukosa dari lumen dan
reabsorpsi glukosa di tubulus proksimal ginjal melawan gradien konsentrasi
|
|
B.
Proses/ Tinjauan Biokimia
Substrat Glukoneogenesis :
- Asam laktat yang berasal dari otot, sel darah merah, medulla dari glandula supra-renalis,retina dan sumsum tulang
- Gliserol, yang berasal dari jaringan lemak
- Asam propionat, yang dihasilkan dalam proses pencernaan pada hewan memamah biak.
- Asam amino glikogenik 21
Perubahan asam laktat menjadi
glukosa
Asam
laktat di dalam sitoplasma diubah menjadi asam piruvat, kemudian asam piruvat
masuk kedalam mitokhondria dan diubah menjadi oksaloasetat. Karena oksaloasetat
tidak da-pat melewati membran mitokhondria, maka diubah dulu menjadi malat. Di
sitoplasma malat diubah kembali menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat kemudian
diubah menjadi fosfoenol-piruvat yang selanjutnya berjalan ke arah kebalikan
jalur Embden-Meyerhof dan akhirnya akan menjadi glukosa.
Jalur
Glukoneogenesis
Asam amino
glukogenik Piruvat Laktat
Piruvat karboksilase
Asam amino glukogenik Oksaloasetat
Phosphoenolpiruvat karboksikinase
Phosphoenopiruvat
2-Phosphogliserat
3-Phosphogliserat
1,3-Bisphosphogliserat
Gliseraldehid-3-phosphat Dihidroksi aseton phosphat
Fruktosa-1,6-bisphosphat Gliserol
Fruktosa-1,6-bisphosphatase
Fruktosa-6-phosphat
Glukosa Glukosa-6-phosphat
Glukosa-6-phosphatase
Gambar. Jalur glukoneogenesis
Keempat
enzim yang tertera pada diagram adalah
key-gluconeogenic enzyme, yaitu :
1. Piruvat karboksilase.
2. Phosphoenolpiruvat karboksikinase.
3. Fruktosa -1,6- bisphosphatase.
4. Glukosa-6-phosphatase.
C.Patofisiologi Glukoneogenesis
Hati dapat
membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan menggunakan glukosa melalui
glikolisis sehingga harus ada suatu sistem pengaturan yang mencegah agar kedua
lintasan ini bekerja serentak. Sistem pengaturan juga harus menjamin bahwa
aktivitas metabolik hati sesuai dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan
glukosa selama puasa dan menggunakan glukosa saat glukosa banyak. Aktivitas
glukoneogenesis dan glikolisis diatur secara terkoordinasi dengan cara
perubahan jumlah relatif glukagon dan insulin dalam sirkulasi.
Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari cadangan jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati. Karena asam amino secara serentak dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi peningkatan kadar asam amino terutama alanin. Asam amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lain glukoneogenesis. Peningkatan kadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanya memegang peranan mengarahkan substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegah penggunaannya oleh siklus asam sitrat. Asetil-KoA secara alosterik mengaktifkan piruvat karboksilase dan menghambat piruvat dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwa piruvat akan diubah menjadi oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak dan alanin, jadi menghambat pemecahan PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.
Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari cadangan jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati. Karena asam amino secara serentak dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi peningkatan kadar asam amino terutama alanin. Asam amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lain glukoneogenesis. Peningkatan kadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanya memegang peranan mengarahkan substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegah penggunaannya oleh siklus asam sitrat. Asetil-KoA secara alosterik mengaktifkan piruvat karboksilase dan menghambat piruvat dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwa piruvat akan diubah menjadi oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak dan alanin, jadi menghambat pemecahan PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.
Pengaturan
hormonal fosfofruktokinase dan fruktosa-1,6-bisfosfatase diperantarai oleh
senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat. Pembentukan dan
pemecahan senyawa pengatur ini dikatalisis oleh enzim-enzim yang diatur oleh
fosforilasi dan defosforilasi. Perubahan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat
sejajar dengan perubahan untuk glukosa dan insulin yaitu konsentrasinya
meningkat bila glukosa banyak dan berkurang bila glukosa langka. Fruktosa-2,6-
bisfosfat secara alosterik mengaktifkan fosfofruktokinase dan menghambat
fruktosa 1,6-bisfosfatase. Jadi, bila glukosa banyak maka glikolisis aktif dan
glukoneogenesis dihambat. Bila kadar glukosa turun, peningkaan glukagon
mengakibatkan penurunan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat dan penghambatan
yang sederajat pada glikolisis dan pengaktifan glukoneogenesis.
D.
Efek/
Akibat Defisiensi
Di samping pengaruh langsung hiperglikemia
dalam meningkatkan ambilan glukosa baik ke hati maupun jaringan perifer, hormon
insulin juga mempunyai peranan sentral dalam mengatur konsentrasi glukosa
darah. Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel B pada pulau-pulau Langerhans
pankreas sebagai reaksi langsung terhadap keadaan hiperglikemia. Sel-sel pada
pulau Langerhans dapat dilewati denagn bebas oleh glukosa lewat pengangkut GLUT
2, dan glukosa akan mengalami fosforilasi oleh enzim glukokinase yang memiliki
nilai Km yang tinggi. Karena itu, konsentrasi
glukosa darah menentukan aliran lewat glikolisis, siklus asam sitrat dan
pembentukan ATP. Peningkatan konsentrasi ATP akan menhambat saluran K+ yang
sensitive terhadap ATP sehingga menyebabkan depolarisasi membaran sel-B,
keadaan depolarisasi membran sel ini akan meningkatkan aliran masuk Ca2+ lewat
saluran Ca2+ yang sensitive terhadap voltase dan dengan demikian
menstimulasi eksosilosis insulin.
Penting untuk diperhatikan bahwa obat-obatan golongan sulfonilurea yang
digunakan untuk menstimulasi sekresi insulin pada penyakit diabetes mulitus
tipe II (diabetes militus yang tidak bergantung insulin ; NIDDM) memberikan
khasiatnya dengan menghambat saluran K+ yang sensitif terhadap ATP. Jadi, konsetrasi glukosa darah
sejajar dengan konsentrasi glukosa darah. Pemberian insulin akan mengakibatkan
hipoglikemia seketika. Zat-zat lain yang menyebabkan pelepasan insulin
adlah asam amino, asam lemak bebas, badan keton, glukagon, sekretin dan
obat-obat sulfoniluria tolbutamid serta gliburid. Epinefrin dan neropinefrin
menyekat pelepasan insulin. Insulin mempunyai efek segera yang meningkatkan
ambilan glukosa di jaringan seperti jaringan adipose dan otot. Kerja insulin
ini disebabkan oleh peningkatan transpor glukosa (GLUT 4) dari bagian dalam sel
ke membran plasma. Sebaliknya, hormon insulin tidak memiliki efek langsung
terhadap penetrasi glukosa pada sel-sel hati; hasil penemuan ini sesuai dengan
kenyataan bahwa metabolisme glukosa oleh sel-sel hati tidak dibatasi
kecepatannya oleh permeabilitasnya terhadap glukosa. Meskipun demikian, secara
tidak langsung insulin akan meningkatkan ambilan jangka panjang glukosa oleh
hati sebagai hasil kerjanya pada sintesis enzim yang mengkontrol glikolisis,
glikogenesis dan glukoneogenesis. Insulin memiliki efek segera dalam mengaktifkan
enzim glikogen sintase.
Kelenjar hipofisis
anterior menyekresikan hormon yang cenderung menaikkan kadar glukosa
darah dengan demikian mengatagonis kerja insulin. Hormon-hormon ini adalah
hormon pertumbuhan, ACTH (kortikotropin), dan mungkin pula preparat hormon
dengan prinsip “diabetogonik” lainnya. Sekresi hormon pertumbuhan dirangsang
oleh keadaan hipoglikemia. Hormon pertumbuhan menutunkan ambilan glukosa di
jaringan tertentu, missal otot. Sebagian efek ini mungkin tidak langsung,
karena hormon pertumbuhan memobilisasi asam lemak bebas itu sendiri menghambat
penggunaan adiposa dan asam lemak lemak bebas itu sendiri menghambat penggunaan
glukosa. Pemberian hormon pertumbuhan untuk jangka waktu lama akan menimbulkan
keadaan diabetes. Dengan menghasilkan hiperglikemia, hormon tersebut merangsang
sekresi insulin yg pada akhirnya menimbulkan kelelahan sel B.
Glukokortikoid (11-oksisteroid)
disekresikan oleh korteks adrenal dan sangat penting di dalam metabolisme
karbohidrat. Pemberian preparat steroid ini akan menyebabkan peningkatan
glukoneogenesis. Peristiwa ini terjadi akibat peningkatan katabolisme protein
di jaringan, peningkatan ambilan asam amino oleh hati, dan peningkatan
aktivitas enzim transaminase serta enzim lainya yang berhubungan dengan
glukoneogenesis di hati. Selain itu, glukokortikoid menghambatpenggunaan
glukosa di jaringan akstahepatik. Dalam melaksanakan semua kegiatan ini,
glukokortikoid bekerja secara antaginistik terhadap insulin.
Epinefrin disekresikan oleh mondula adrenal sebagai
akibat dari rangsangan yang menimbulkan stress (ketakutan, kegembiraan,
perdarahan, hipoksia, hipoglikemia, dll) dan menimbulkan glikogenolisis di hati
serta otot karena stimulasi enzim fosforilase dengan menghasilkan cAMP. Di
dalam otot, sebagai akibat tidak adanya enzim glukosa-6-fosfatse,
glikogenolisis terjadi dengan pembentukan laktat sedangkan di hati, glukosa
merupakan produk utama yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah.
Hormon Tiroid harus pula dipandang
sebagai hormon yang mempengaruhi glukosa darah. Terdapat bukti-bukti
eksperimental bahwa tiroksin mempuntyai kerja diabetogonik dan bahwa tindakan
tirokoidektomi menghambat perkembangan diabetes. Juga ditemukan bahwa glikogen
sama sekali tidak terdapat di hati hewan yang menderita tirotoksikosis. Pada
manusia, kadar glukosa puasa yang normal atau meningkat, sedangkan parien
hipertiroid mengalami penurunan kemampuan dalam menggunakan glukosa. Di samping
itu, pasien hipotiroid mempunyai sensitivitas terhadap insulin jauh lebih
rendah bila dibandingkan dengan orang-orang normal atau penderita hipertiroid.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Hati dapat membuat glukosa melalui
glukoneogenesis dan menggunakan glukosa melalui glikolisis sehingga harus ada
suatu sistem pengaturan yang mencegah agar kedua lintasan ini bekerja serentak.
Penting untuk diperhatikan bahwa obat-obatan golongan sulfonilurea yang
digunakan untuk menstimulasi sekresi insulin pada penyakit diabetes mulitus
tipe II (diabetes militus yang tidak bergantung insulin ; NIDDM) memberikan khasiatnya
dengan menghambat saluran K+ yang sensitif terhadap ATP.
B.
Saran
Saya sadar jika
makalah saya masih banyak kekurangan. Saya mohon saran dari anda agar saya
dapat memperbaikinya dan menjadikan makalah ini lebih baik untuk dibaca.
DAFTAR PUSTAKA
Cree, Laurie. 2005. Sains
dalam Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Poedjiadi, A. 2005. Dasar-dasar
Biokimia. Jakarta : UI Press
Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia : Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid. Penerbit ITB, Bandung.
Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia : Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid. Penerbit ITB, Bandung.
Dewi, Refika. 2013. Makalah Biokimia
Glukoneogenesis.
http://refika-dewi.blogspot.com/2013/08/makalah-biokimia-tentang-glukoneogenesis.html
. diakses Agustus 2013
Ipulmujib. 2010.
Glukoneogenesis. http://ipulmujib.blogspot.com/2010/06/glukoneogenesis-biokimia.html.
diakses Juni 2010
Rein, Valdis. 2011.
Glukoneogenesis. http://valdisreinaldo.blogspot.com/2011/08/glukoneogenesis.html.
diakses Agustus 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar