Senin, 09 Juni 2014
Minggu, 08 Juni 2014
Makalah Sosiologi Gaya Hidup dan Gaya Makan
MAKALAH SOSIOLOGI
GAYA HIDUP DAN GAYA MAKAN
Disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok
Mata kuliah Sosiologi
Dosen Pembimbing Mugihartadi, S.
Kep. Ners
Oleh
:
1. Aprilia
Dafiyanti (13005)
2. Asih
Isrokah (13006)
3. Dwi
Novita Sari (13014)
4. Hari
Kurniawan (13024)
5. Iis
Aulia (13027)
6. Kharisatul
Mawaddah (13031)
7. Melan
Sentiana (13036)
8. Nisa
Aprilia Saputri (13043)
9. Unaisatur
Rofi’ah (13068)
AKADEMI
KEPERAWATAN KABUPATEN PURWOREJO
Tahun
Ajaran 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah Sosiologi ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada bapak Mugihartadi, S. Kep. Ners. selaku
Dosen mata kuliah Sosiologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai permasalahan, konsep teoritis
dan pembahasan tentang gaya hidup dan gaya makan pada manusia di era sekarang.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Purworejo,
22 Mei 2014
Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
pengantar ……………………………………………...……………………………….. ii
Daftar
isi ………………………………………..…………………………………………… iii
Bab
I Gaya Hidup dan Gaya Makan …………………………………………………...……. 1
Bab
II Konsep Teoritis ……………………………………………………………...……….. 5
Bab
III Pembahasan dan Simpulan ………………………………………………………….. 7
Daftar
Pustaka ……………………………………………………………………………… 12
BAB I
GAYA HIDUP DAN GAYA MAKAN
Konsekuensi yang ditimbulkan oleh
industrialisasi dan produksi makanan secara missal adalah bahwa kapanpun
terjadi kejadian luar biasa (KLB) penyakit yang disebabkan oleh kegagalan
pengolahan makanan dalam industry pangan.
Seiring urbanisasi dan industrialisasi,
perubahan gaya hidup pun terjadi. Para ibu bekerja di luar rumah dan anggota
lain dalam keluarga terkadang kurang berpengalaman. Akibatnya, cara tradisional
pengolahan makanan di masa lalu yang dapat memastikan keamanan makanan, jarang
dilakukan. Perubahan gaya hidup juga berarti bahwa dalam beberapa kelompok
masyarakat kini semakin banyak orang yang hidup sendirian dan mengonsumsi
makanan yang cepat saji.
Faktor
yang memperbesar risiko bawaan makanan/ intensitas penyakitnya.
Faktor
|
Alasan
|
Faktor pejamu
-
Usia < 5 tahun
-
Usia > 50 atau 60 tahun
-
Kehamilan
-
Pasien rawat inap
|
Belum ada sistem imun yang terbentuk
Sistem imun menurun
Imunitas berubah selama kehamilan
Sistem imun melemah
|
Faktor yang berkaitan dengan makanan
-
Konsumsi makanan berlamak (coklat,
keju, hamburger)
-
Konsumsi cairan berlebih
|
Perlindungan pada lemak pathogen
terhadap asam lambung
Pengenceran asam dalam lambung
|
Dalam teknologi pangan yang baru ini
adalah produksi makanan konvensional dengan kalori yang lebih sedikit, makanan
seperti ini disebut “makanan ringan”. Konsumen tidak sellau menyadari bahwa
makanan tersebut mungkin memerlukan penyimpanan/ penanganan yang berbeda.
Penggunaan kemasan yang vacuum dan manfaatnya untuk mengawetkan makanan juga
masih belum dipahami dengan baik sehingga terdapat risiko kekeliruan dalam
penanganan produk tersebut di rumah.
Adapun
dampak positif dari adanya modernisasi:
1.
Manusia
diringankan beban pekerjaannya dengan adanya alat-alat tekhnologi informasi dan
komunikasi serta sarana transportasi yang serba canggih dan modern.
2.
Gaya
hidup delivery order membantu manusia jika ia sibuk namun membutuhkan barang
atau makanan yang kondisi tokonya jauh maka ia tinggal memesan apa yang ia
butuhkan.
3.
Memperkaya
unsur-unsur kebudayaan karena budaya yang datang akan melakukan suatu peleburan
budaya dengan budaya yang lama dan menghasilkan budaya yang baru.
Disamping
dampak positif ada pula dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya
modernisasi. Yaitu:
1.
Adanya
modernisasi manusia dimanjakan oleh berbagai macam kecanggihan dan sesuatu hal
yang ia butuhkan akan terpenuhi dengan cepat. Hal tersebut akan menimbulkan
sifat ketergantungan, dan sifat yang tak mau berusaha keras.
2.
Terkadang
jika kita sering memainkan gadget yang telah kita miliki kita sibuk dengannya
sehingga kita lupa dengan waktu kita. Waktu untuk makan dan pemenuhan kehidupan
jasmaniah, sosialisasi dengan lingkungan, bahkan relasi kita dengan Tuhan
sering terlupakan karena kita jarang beribadah padaNya.
3.
Dengan
adanya arus modernisasi manusia akan timbul rasa anti sosial karena ia
berpendapat “Walaupun saya tidak bersosialisasi dikehidupan nyata dan tidak
diterima di lingkungan saya, saya masih bisa bersosialisasi di dunia maya dan
saya dapat diterima dikomunitas yang saya ikuti didunia maya tersebut!”.
4.
Sebelum
adanya pengaruh modernisasi, masyarakat sangat menghargai dan menerapkan
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku sebagai masyarakat dengan adat dan
budaya ketimuran. Seperti sopan santun, tata krama, kerukunan dan sebagainya.
Sekarang, nilai-nilai dan norma-norma tersebut mulai bergeser. Akibat pengaruh
tekhnologi dan budaya asing, nilai-nilai dalam kehidupan kemasyarakatan seperti
nilai kerukunan, gotong royong sekarang ini sudah mulai luntur. Apalagi di
kota-kota besar nilai-nilai semacam ini sudah jarang ditemui.
5.
Manusia
akan cenderung memiliki sifat sombong atas gaya hidup yang mereka jalani saat
ini. Dengan gaya hidup mewah manusia akan mencoba untuk mempamerkan apa yang
baru ia miliki kepada orang lain disekitarnya. Serta orang lain tersebut akan
tergerak hatinya untuk membeli sesuatu tersebut tanpa melihat kondisi
ekonominya yang terpenting ia dapat memiliki hal tersebut yang sama dengan
teman-teman sosialnya yang bergaya hidup serba mewah.
6.
Fakta
baru mengejutkan bahwa dengan adanya arus modernisasi, Bahwa Tuhan hampir
dipensiunkan dari kehidupan ini. Dalam arti kata, manusia tidak lagi memerlukan
campur tangan Tuhan dalam mengatasi kehidupannya. Mereka telah menganggap diri
mereka sebagai makhluk yang telah dewasa dan bebas menentukan pilihan sesuai
dengan kehendak sendiri. Ucapan selamat tinggal kepada Tuhanpun dikumandangkan
seiring berlangsungnya proyek modernisme.
Kesibukan
bekerja dan tuntutan hidup lainnya membuat berkurangnya waktu untuk memasak
lauk dan sayur untuk makanan sehari- hari. Pada akhirnya, banyak orang yang
beralih ke makanan instan dan cepat saji, seperti makanan beku, makanan
kalengan, dan makanan awetan. Makanan siap saji sekarang ini sudah menjadi gaya
hidup, karena selain harganya terjangkau, makanan siap saji mudah diolah, cepat
dan praktis, tahan lama, serta rasanya pun enak.
Berdasarkan
hasil studi Kantar Worldpanel Indonesia, penggemar makanan beku seperti nugget,
sosis, kentang siap goreng, bakso, dan lain- lain terus meningkat. Data ini
didukung oleh naiknya jumlah pembeli yang mencapai 63 persen dari total rumah
tangga urban di Indonesia, angka ini naik 8 poin dibandingkan dengan tahun
lalu. Naiknya jumlah pembeli juga didukung oleh meningkatnya pengeluaran per
rumah tangga sebesar 28 persen untuk kategori produk makanan beku, dari Rp.
100,000 setahun menjadi Rp. 128,000.
Dalam setahun,
makanan beku dibeli rata- rata 11 kali, yang berarti hampir setiap bulan,
setiap rumah tangga membeli makanan beku instan. Frekuensi pembelian ini
meningkat secara signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu terutama untuk
konsumen menengah ke bawah, sedangkan untuk masyarakat menengah ke atas
frekuensi pembelian makanan beku tercatat lebih tinggi dari rata- rata yaitu 13
kali dalam setahun.
Dibandingkan
dengan makanan beku, makanan kaleng dan awetan memiliki pertumbuhan yang lebih
tinggi dari sisi jumlah pembeli. Walaupun tahun lalu jumlah pembeli makanan
kaleng dan awetan masih dibawah makanan beku, tahun ini jumlah pembeli makanan
kaleng dan awetan sudah mencapai 68 persen dari total rumah tangga urban di
Indonesia. Hal ini berarti pada tahun ini jumlah pembeli makanan kaleng dan
awetan lebih tinggi daripada makanan beku. Pertumbuhan ini didorong oleh
munculnya produk baru yaitu sosis siap makan yang sering dikonsumsi sebagai cemilan,
namun tetap, ikan kalengan dan daging kornet mendominasi produk ini.
Dari kalangan
rumah tangga muda tanpa anak, makanan kaleng dan awetan sangat digemari. Tahun
ini saja 80 persen dari segmen tersebut merupakan pembeli dari makanan instan
ini. Pada rumah tangga yang lebih dewasa, kecenderungan untuk membeli makanan
kaleng dan awetan semakin berkurang. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh
kecenderungan rumah tangga pasangan muda lebih menyukai sesuatu yang instan dan
cepat, sedangkan perhatian rumah tangga yang lebih dewasa terhadap kesehatan
lebih tinggi.
BAB
II
KONSEP
TEORITIS
Han peter Mueller (1989), mengatakan ada 4 pendekatan
dalam memahami gaya hidup :
1. Pendekatan
psikolog perkembangan : tindakan seseorang tidak hanya disebabkan oleh teknik,
ekonomi dan politik, tetapi juga dikarenakan perubahan nilai.
2. Pendekatan
kuantitatif social struktur : mengukur gaya hidup berdasarkan konsumsi yang
dilakukan seseorang. Pendekatan ini menggunakan sederet daftar konsumsi yang
mempunyai skala nilai.
3. Pendekatan
kualitatif dunia kehidupan : memandang gaya hidup sebagai lingkungan pergaulan.
4. Pendekatan
kelas : mempunyai pandangan bahwa gaya hidup merupakan rasa budaya yang
direprodiksi bagi kepentingan struktur kelas.
Salah satu langkah yg bisa kita lakukan yaitu
dengan mengatur pola makan dan menentukan waktunya yg tepat Tubuh kita
melakukan metabolisme dan eksresi dengan melakukan penyerapan dan pembuangan
zat-zat yg ridak berguna bagi tubuh. Proses dalam tubuh kita bisa di bagi
menjadi beberapa fase, yaitu:
1.
Pukul 21.00-23.00
Adalah pembuangan zat-zat yg tidak berguna/beracun (de-toxin) DI bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening) selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana yg tenang dan tidak memerlukan kalori/energi yg banyak akan lbh bagus dlm kondisi tidur
Adalah pembuangan zat-zat yg tidak berguna/beracun (de-toxin) DI bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening) selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana yg tenang dan tidak memerlukan kalori/energi yg banyak akan lbh bagus dlm kondisi tidur
2.
Pukul 23.00-01.00
Sa'at proses de-toxin terjadi di bagian hati harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas
Sa'at proses de-toxin terjadi di bagian hati harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas
3.
Pukul 01.00-03.00
Proses de-toxin terjadi di bagian empedu juga harus berlangsung dalam kondisi tidur
Proses de-toxin terjadi di bagian empedu juga harus berlangsung dalam kondisi tidur
4.
Pukul 03.00-05.00
Proses de-toxin terjadi di bagian paru-paru, karenanya akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan
Proses de-toxin terjadi di bagian paru-paru, karenanya akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan
5.
Pukul 05.00-07.00
Terjadinya proses de-toxin di bagian usus besar, sehingga kita harus buang air di kamar mandi
Terjadinya proses de-toxin di bagian usus besar, sehingga kita harus buang air di kamar mandi
6.
Pukul 07.00-09.00
Waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil Sehingga tubuh kita membutuhkan asupan berupa makanan Sehingga kita harus makan pagi. Bagi orang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pikul 6.30. makan pagi sebelum pukul 7.30 sangat baik buat mereka yg ingin menjaga kesehatan
Waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil Sehingga tubuh kita membutuhkan asupan berupa makanan Sehingga kita harus makan pagi. Bagi orang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pikul 6.30. makan pagi sebelum pukul 7.30 sangat baik buat mereka yg ingin menjaga kesehatan
Pengawasan keamanan pangan
1. Pengawasan
bahan makanan oleh Direkturat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Departeman
Kesehatan.
2. Pengawasan
bahan makanan yang dikelola oleh badan urusan logistik atau bulog
3. Pelaksanan
atau tekhnik pengawasan pangan
a. Evaluasi
organileptik
Evaluasi organileptik
adalah pemeriksaan dan penilaian dengan mempergunakan panca indra.
b. Evaluasi
laboratorik
Faktor –faktor yang mendasari
perilaku yang berkaitan dengan makanan, diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Factor
predisposisi, merupakan pencetus perilaku yang memberikan alasan/ motivasi
dikeluarkannya perilaku (missal, pengetahuan, kepercayaan, nilai, sikap,
keyakinan, keterampilan yang dimiliki)
2. Factor
yang memudahkan, merupakan kondisi dalam lingkungan yang memudahkan terwujudnya
motivasi. Factor yang memudahkan ini bisa berupa ketersediaan dan kemudahan
untuk mengakses fasilitas untuk penyiapan makanan (missal, air untuk mencuci,
bahan bakar untuk memasak) serta kemudahan untuk mengakses fasilitas tersebut
atau adanya infrastruktur hukum, seperti cuti melahirkan yang memudahkan ibu
menyusui dan mengasuh anaknya yang masih kecil.
3. Factor
penguat, merupakan factor yang muncul sesudah suatu perilaku. Factor ini
memberikan imbalan/ insentif yang berkelanjutan bagi perilaku dan ikut
berkontribusi pada keberlangsungan atau pengulangan perilaku tersebut. Salah
satu contohnya adalah penganugerahan perhargaan kepada TPM yang didasarkan pada
observasi terhadap hygiene makanan.
BAB
III
PEMBAHASAN
DAN SIMPULAN
Pengolahan di dapur rumah tangga
1. Penyiangan
bahan makanan
Ikan harus dibersihkan dari isi
perutnya, terutama ikan yang berukuran cukup besar, dan insang harus dibuang
karena cepat membusuk. Siisk ikan, terutama ikan yang berukuran besar tidak
dapat dimakan dan biasanya cukup keras. Kepala ikan sering dibiarkan dan ikut
dalam masakan, meskipun bagian terbesar ridak mengandung daging yang dapat
dimakan.
Pada penyiangan bahan makanan,
zat-zat terbuang tidak begitu banyak sehingga tidak berarti bagi penurunan
nilai gizi makanan yang dikonsumsi. Namun demikian, pembuangan kulit buah yang
terlalu tebal dapat menyebabkan cukup banyak zat gizi ikut terbuang mubazir.
2. Memotong-motong
dan merajang bahan makanan
Memotong dan merajang bahan makanan
dapat berpengaruh kepada kandungan zat-zat gizi sehingga menurunkan nilai gizi
bahan makanan tersebut kalau dikerjakan sembarangan.
Bila bahan makanan dipotong,
dirajang dan apalagi dihaluskan, sel-sel tersebut menjadi rusak dan zat-zat
gizi keluar dari sel sehingga mudah terkena udara yang mengandung oksigen dan
dapat merusak atau mengoksidasi zat-zat tersebut. Enzim-enzim dapat pula keluar
dari kantungnya dan bercampur dengan zat-zat gizi dengan akibat dapat
memecahnya.
Untuk mengurangi kerusakan zat-zat
gizi tersebut, sebaiknya bahan makanan jangan terlalu lama dibiarkan terbuka di
udara luar, bila telah dirajang atau dihaluskan sebelum dimasak lebih lanjut.
3. Mencuci
bahan makanan
Mencuci makanan sebelum dimasak
dapat dilakukan sebelum dipotong dan dirajang atau setelahnya. Biasanya bahan
makanan tidak lagi dicuci setelah dihaluskan.
Pencucian bahan makanan sebaiknya dilakukan
dengan air mengalir (kran air ledeng). Mencuci bahan makanan lebih baik sebelum
dipotong/ dirajang, karena ada zat yang mudah larut dalam air dan dapat
terbuang dengan air pencuci.
4. Proses
memasak di dapur rumah tangga
a. Pengolahan
thermal, yaitu memasak dengan penggunaan panas, baik dari panas api maupun dari
alat listrik. Pemanasan mengubah sifat-sifat physic-kimiawi makanan dengan
akibat lebih lanjut kepada sifat-sifat nilai gizinya. Pengaruh-pengaruh
tersebut ialah : pecahnya dinding sel, pemanasan membunuh mikroba, panas dapat
meniadakan zat toksik, panas dapat mengubah berbagai zat gizi secara positif
dan negatif, pemanasan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan zat karsinogenik.
b. Pengolahan
kimiawi. Larutan asam cuka bersifat hipertonik, diberikan pada makanan yang
diacar sehingga menjadi lunak. Banyak vitamin yang lebih stabil dalam kondisi
Ph rendah (kondisi asam) disbanding dengan kondisi alkalis. Dalam ph rendah
juga membuat makanan lebih tahan terhadap kerusakan pembusukan. Sering pula
makanan ditambah soda kue agar lebih cepat lunak. Ternyata pada kondisi alkalis
ini, banyak zat gizi terutama vitamin yang kurang stabil dan mudah mengalami
degradasi kimiawi, sehingga kehilangan aktivitas biologisnya. Juga asam amino
esensial akan rusak bila dipanaskan dalam suasana katalis.
c. Pengolahan
mikrobiologis. Berbagai jenis mikroba terutama mengadakan fermentasi yang
mengolah/ memecah karbohidrat secara kimiawi. Selain memberikan tekstur yang
menyerupai spons, mikroba ini mengadakan juga perubahan pada berbagai zat gizi
bahan makanan sehingga meningkatkan nilai gizinya. Dengan contoh mempergunakan
jenis jamur/ kapang, dan ragi. Jamur digunakan dalam pembuatan temped an oncom,
sedangkan ragi digunakan untuk pembuatan kue dan roti.
Prinsip-prinsip dasar dalam
penyiapan makanan yang aman bagi bayi dan anak kecil, yaitu:
1. Masak
makanan hingga matang
Banyak makanan mentah khususnya
unggas, susu mentah dan sayuran, sangat sering terkontaminasi organism penyebab
penyakit. Pemasakan sampai matang akan membunuh organism ini. Untuk memenuhi
tujuan ini, semua bagian makanan harus mengepul dan terasa panas, yang berarti
bahwa semua bagian makanan harus mencapai suhu minimum 70°C.
2. Hindari
penyimpanan makanan matang
Makanan sebaiknya dihidangkan panas.
Jika hal ini tidak mungkin dilakukan, makanan hanya boleh disimpan sampai waktu
makan berikutnya, tetapi penyimpanan harus dilakukan pada suhu dingin (suhu di
bawah 10°C)
atau panas (suhu mendekati atau di atas 60°C). Makanan yang disimpan harus
dipanasi kembali dengan baik.
3. Hindari
kontak antara bahan pangan mentah dan makanan matang
Kontaminasi silang secara tidak
langsung, misalnya melalui tangan, lalat, peralatan masak, atau permukaan
barang yang kotor. Dengan demikian, tangan harus dicuci sesudah menangani bahan
pangan yang berisiko tinggi. Demikian pula perabot harus dicuci dahulu sampai
bersih sebelum digunakan kembali untuk makanan matang.
4. Cuci
buah dan sayuran
Buah dan sayuran, khususnya yang
akan dimakan mentah, harus dicuci dahulu sampai bersih dengan air yang aman,
jika mungkin, dikupas dahulu. Pada keadaan dimana makanan tersebut mungkin
sudah terkontaminasi berat, misalnya jika air limbah yang tidak diolah
digunakan untuk irigasi/ kotoran manusia yang tidak diolah dipakai untuk pupuk
buah dan sayuran yang tidak bisa dikupas, harus dimasak dahulu sampai matang.
5. Gunakan
air yang aman
Air yang digunakan untuk mengolah
makanan harus direbus kecuali jika makanan yang ditambahi air itu kemudian
dimasak hingga matang (missal nasi, kentang).
6. Cuci
tangan berulang kali
Cuci tangan hingga bersih sebelum
memulai menyiapkan/ menyajikan makanan dan sesudahnya.
7. Lindungi
makanan terhadap serangga, tikus, dan hewan lain
8. Simpanlah
bahan pangan yang tahan lama di tempat yang aman
9. Jaga
agar semua alat untuk pengolahan makanan tetap bersih
Hal pertama dalam adab makan, yaitu mengenai sikap seseorang
saat makan sambil berdiri dan bahkan berjalan. Entah karena tidak ada tempat
duduk, sibuk, terburu-buru, bahkan alasan gaya, makan sambil berdiri ini sudah
jadi budaya di beberapa tempat. Tentunya, dalam hal norma kesopanan, makan
sambil berdiri merupakan hal yang tidak sepatutnya dilakukan karena merupakan
suatu sikap yang kurang menjaga rasa malu di tempat umum.
Makan sambil berdiri sendiri juga sering disamakan pada
tingkah laku “Maaf” hewan yang suka makan sambil berdiri atau berlari. Jika
bisa makan dengan duduk kenapa tidak? Jika tidak menemukan tempat untuk duduk
bisa saja menahan diri untuk lapar sebentar daripada menanggung resiko jatuh
misalnya hanya karena agak focus pada makanan. Menikmati makanan dengan cara
duduk tentunya lebih sopan dan meminimalisir tersedak saat makan. Tentunya
sikap seperti itu dirasa lebih segan dan terhormat.
Hal kedua, adalah makan menggunakan tangan kiri. Makan
dengan tangan kiri sering kali dilakukan oleh banyak orang. Sekilas mungkin ini
hanyalah persoalan sepele. Namun coba kita renungkan bila makan dengan tangan
kiri yang seyogyanya tangan kiri biasanya digunakan untuk membersihkan najis
saat buang hajat. Tentunya, hal ini sangat tidak etis jika masih menggunakan
tangan kiri sementara ada tangan kanan yang lebih baik untuk melakukan
kebaikan. Walau masyarakat kebanyakan memaklumi hal ini, tetap saja ini tidak
dibenarkan dalam koridor norma kesopanan masyarakat terutama masyarakat Indonesia
yang sebenarnya memiliki budaya yang sopan.
Hal ketiga, adalah makan sambil tiduran. Makan sambil
tiduran ataupun bersandar akan menyebabkan organ pencernaan bekerja tidak
optimal. Alhasil bisamenyebabkan sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Tapi
seperti inilah yang dilakukan oleh orang kebanyakan hanya karena alasan santai.
Sebenarnya budaya ini merupakan pengaruh dari barat. Dahulu leluhur kita dari
masyarakat jawa menganggap “ora ilok” yang mengandung makna tidak baik dan
tidak boleh dilakukan. Karena dalam masyarakat jawa makan sambil tiduran
dianggap seperti kerbau yang suka sekali makan sambil tiduran.
Makan
makanan “sampah” atau junk food
Sebagai orang yang senantiasa ingin merasakan sehat,
tentunya kita harus memastikan apa yang masuk kedalam perut kita. Tidak hanya
halal tapi juga harus dan wajib melihat zat makanan yang terkandung agar tidak
membahayakan kelak bagi tubuh kita. Kebanyakan kalangan remaja yang seharusnya
sedang membutuhkan nutrisi yang banyak, sekarang cenderung membeli makanan junk
food. Selain mungkin sebagai alasan gaya, junk food dianggap lebih praktis.
Tidak perlu lama apalagi ribet, junk food bisa dikonsumsi dengan cepat dan
mudah.
Sebenarnya junk food seringkali menimbulkan masalah pada
kesehatan terutama masalah obesitas hingga kanker. Walau sah-sah saja,
sangatlah bijak apabila tidak terlalu sering atau kalau bisa jarang dalam
mengonsumsi makanan yang dilabeli junk food.
Jadi, mari kita biasakan makan makanan yang baik dan sehat.
Jangan lupa juga sertakan adab-adab makannya. Sehingga selain menjaga
norma-norma kesopanan kita di masyarakat juga menjaga kesehatan tubuh kita.
Simpulan dari semua pembahasan di
atas, adalah perubahan gaya/ pola hidup pada manusia di jaman sekarang tentulah
sangat berpenagruh pada cara pengolahan hingga penyajian makanan. Hal tersebut,
dapat mempengaruhi status kesehatan pada masing-masing individu. Sehingga
diperlukan cara-cara khusus untuk memelihara kesehatan melalui gaya makan yang
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2006.
Ilmu Gizi jilid II. Jakarta : Dian Rakyat
WHO. 2005. Penyakit Bawaan Makanan.
Jakarta : EGC
Evanda, Fafa. 2014. Mengatur Gaya
Hidup dan Pola Makan. http://www.urindo.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=109:mengatur-gaya-hidup-dan-pola-makan&catid=44:kesehatan&Itemid=109
. diakses mei 2014
Anonim. 2013. Makanan Siap Saji Gaya
Hidup Masa Kini. http://www.kantarworldpanel.com/id/News/makanan-siap-saji-gaya-hidup
. diakses september 2013
Andiani, Riska W. 2013. Etika Makan
Masa Kini. http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/23/etika-makan-di-masa-kini-620983.html
. diakses Desember 2013
Langganan:
Postingan (Atom)