Sabtu, 29 November 2014
Kunjungi sekarang!
http://id.user.baidu.com/index.php/Friend/friendInviteAccept/user_invite_id/MTE1NTU5/lang/id/t/1417322527
Minggu, 09 November 2014
SAP Penyakit Dispepsia
SATUAN
ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYAKIT DISPEPSIA
Pokok
Bahasan : Penyakit Saluran
Pencernaan
Topik : Penyakit Dispepsia
Sasaran : Semua anggota keluarga
Target : Bapak dan ibu Desa
Keseneng RT I RW III Kab. Purworejo
Hari, tanggal : Senin, 9 November 2014
Waktu : 08.00-selesai
Tempat : Balai Desa Keseneng Purworejo
I.
Latar Belakang
Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut atas – umumnya di bawah tulang
rusuk di atas pusar – yang disertai kembung, sendawa berlebihan, rasa panas di
dada, mual, muntah, dan napas berbau seringkali dianggap enteng. Biasanya
penderita hanya minum obat bebas semisal antasida (penawar asam lambung) yang
banyak diiklankan. Namun, berhati-hatilah. Meski jarang, kumpulan gejala yang
dikenal sebagai dispepsia itu bisa jadi merupakan penyakit serius seperti
kanker lambung, maupun radang lambung dalam yang bisa menyebabkan kebocoran saluran
cerna. Dispepsia tidak memilih usia dan jenis kelamin. Semua bisa terkena.
Boleh dibilang satu dari empat orang pernah mengalami dispepsia suatu saat
dalam hidupnya.
II.
Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan bapak
dan ibu mengetahui tentang penyakit Dispepsia.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan bapak
dan ibu dapat:
1.
Menyebutkan pengertian tentang penyakit Dispepsia
2.
Menyebutkan penyebab penyakit Dispepsia
3.
Menyebutkan proses terjadinya penyakit Dispepsia
4.
Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Dispepsia
5.
Menyebutkan bahaya penyakit Dispepsia
6.
Menyebutkan cara perawatan dan pencegahan penyakit
Dispepsia
7.
Menyebutkan cara minum obat penyakit Dispepsia
8. Menyebutkan
obat tradisional penyakit Dispepsia
III.
Sub Topik
1.
Pengertian tentang penyakit Dispepsia
2.
Penyebab penyakit Dispepsia
3.
Proses terjadinya penyakit Dispepsia
4.
Tanda dan gejala penyakit Dispepsia
5.
Bahaya penyakit Dispepsia
6.
Cara perawatan dan pencegahan penyakit Dispepsia
7.
Cara minum obat penyakit Dispepsia
8.
Obat tradisional penyakit Dispepsia
IV.
Metode
1.
Presentasi
2.
Tanya jawab
V.
Media
LCD power
point
Matriks
Kegiatan
No
|
Waktu
|
Kegiatan penyuluhan
|
Kegiatan peserta
|
1.
|
5 menit
|
Pembukaan :
• Memberi salam
• Menjelaskan tujuan pembelajaran.
• Menyebutkan materi / pokok bahasan yang akan
disampaikan
|
• Menjawab salam
• Mendengarkan dan memperhatikan
|
2.
|
15 menit
|
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur.
Materi :
1.
Pengertian tentang penyakit Dispepsia
2.
Penyebab penyakit Dispepsia
3.
Proses terjadinya penyakit Dispepsia
4. Tanda dan gejala penyakit Dispepsia
5.
Bahaya penyakit Dispepsia
6.
Cara perawatan dan pencegahan
penyakit Dispepsia
7.
Cara minum obat penyakit Dispepsia
8.
Obat tradisional penyakit Dispepsia
|
• Menyimak dan memperhatikan
|
3.
|
15 menit
|
Evaluasi :
Meminta kepada bapak/ibu menjelaskan atau
menyebutkan kembali tentang:
1.
Pengertian tentang penyakit Dispepsia
2.
Penyebab penyakit Dispepsia
3.
Proses terjadinya penyakit Dispepsia
4. Tanda dan gejala penyakit Dispepsia
5.
Bahaya penyakit Dispepsia
6.
Cara perawatan dan pencegahan
penyakit Dispepsia
7.
Cara minum obat penyakit Dispepsia
8.
Obat tradisional penyakit Dispepsia
|
• Bertanya dan menjawab pertanyaan.
|
4.
|
2 menit
|
Penutup :
Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam.
|
Menjawab salam
|
Purworejo, 5 November 2014
Narasumber
Nisa Aprilia S.
Sasaran
:
Bapak/
ibu yang bertempat tinggal di Desa Keseneng RT I RW III Purworejo
Jumlah peserta :
-
Bapak
: 50 orang
-
Ibu
: 45 orang
Data Epidemiologi
Dispepsia merupakan keluhan umum yang dalam waktu tertentu dapat dialami
oleh seseorang. Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapat bahwa 15-30%
orang dewasa pernah mengalami dispepsia dalam beberapa hari. Dari data di
negara barat didapat angka prevalensinya berkisar antara 7-41% tetapi hanya
10-20% yang mencari pertolongan medis. Angka insidensi dispepsia diperkirakan
antara 1-8%. Dan belum ada data epidemiologi di Indonesia (Djojoningrat, 2006a).
Data Demografi
N D Nama Desa : Keseneng RT I RW III Kab. Purworejo
Jum Jumlah Penduduk : 1000 orang
Laki-laki: 450 orang
Perempuan: 550 orang
Ba: Batas utara Desa Keseneng
Batas Timur Desa Loano
Batas Barat Desa Kalinongko
Batas
Selatan Desa Baledono
Kea Keadaan Desa: Jalan dalam kondisi berlubang. Lingkungan cukup bersih, banyak pepohonan.
Evaluasi
Tanya jawab
Lampiran Materi
A. Pengertian
Dispepsia
adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang
sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa
terbakar di perut.
Dispepsia adalah kumpulan gejala berupa rasa nyeri pada
ulu hati atau rasa tidak nyaman di perut bagian atas. Rasa tidak nyaman ini
bisa dirasakan seseorang dalam bentuk rasa penuh di perut bagian atas, rasa
cepat kenyang,
rasa terbakar, kembung, bersendawa, mual dan muntah yang bersifat akut,
berulang ataupun kronis. Meskipun jarang terjadi, dispepsia dapat dijadikan sebagai
tanda adanya
masalah serius misalnya penyakit radang yang parah pada lambung
ataupun kanker lambung, sehingga harus ditangani dengan serius (Asma, 2012;
Djojoningrat, 2006b).
B. Penyebab
1.
Menelan udara (aerofagi)
2.
Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari
lambung
3.
Iritasi lambung (gastritis)
4.
Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5.
Kanker lambung
6.
Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7.
Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu
dan produknya)
8.
Kelainan gerakan usus
9.
Kecemasan atau depresi
C. Proses Terjadi
Asam
lambung adalah zat yang dihasilkan untuk mencerna, jika perut kosong atau jika
produksi asam lambung berlebih karena terangsang sehingga jumlahnya tidak
sesuai dengan jumlah zat yang dicerna akan menyebabkan luka pada permukaan
lambung.
D. Tanda
dan Gejala
Nyeri dan
rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan
suara usus yang keras (borborigami). Keluhan
berupa nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah,
sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut terasa penuh atau begah (Djojoningrat, 2006b; Asma, 2012).
Keluhan ini tidak selalu semua ada pada setiap
pasien, dan bahkan pada beberapa
pasien pun keluhan dapat berganti atau bervariasi dari hari ke hari baik dari
segi jenis keluhan maupun kualitasnya (Djojoningrat, 2006b).
Gejala lain meliputi nafsu makan
yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).
E. Bahaya Penyakit Dispepsia
Perlukaan
yang terjadi dapat berlanjut sampai ke bagian dalam lambung sehingga
menyebabkan lambung menjadi bolong dan akhirnya terjadi perdarahan dan kanker
lambung.
F. Cara Perawatan dan pencegahan
1.
Makan dengan porsi kecil tapi sering contoh: biskuit,
roti
2.
Menghindari alkohol dan kopi
3.
Menghindari makanan yang merangsang lambung contoh :
cabe, cuka, sambal, ketan dan lain-lain.
4.
Hindari rokok
5.
Makan teratur sesuai dan tepat waktu
6.
Istirahat cukup
7.
Menghindari stress
8.
Minum obat bila maag kambuh, bila harus minum obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala,
gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
G.
Pembuatan Obat Tradisonal untuk
mengatasi penyakit Dispepsia
1.
Siapkan kunir (kunyit) lalu parut dan
peras airnya
2.
Campur air kunir dengan madu
3.
Minum setiap hari selama gejala
dispepsia masih ada
Daftar Pustaka
Brunner &
Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC
Iin, Inayah.
2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan,
edisi pertama. Jakarta: Salemba Medika
Manjoer, A.
2000. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Jakarta: Medika aeusculapeus
Slamet,
Suryono. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2. Jakarta: FKUI
Langganan:
Postingan (Atom)