BIOGRAFI, KONSEP TEORI, DAN
APLIKASI TEORI DOROTHEA OREM
Disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok
Mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan
Dosen Pembimbing Rully H., S. Kep.
Ns
Oleh
:
1. Misbakhul
Munir (13037)
2. Mitha
M (13038)
3. Muiz
Dwi H (13039)
4. Nadia
Ayu Suraya (13040)
5. Nanda
Galuh (13041)
6. Ngadimo
(13042)
7. Nisa
Aprilia Saputri (13043)
AKADEMI
KEPERAWATAN KABUPATEN PURWOREJO
Tahun
Ajaran 2013/2014
BAB I
BIOGRAFI TOKOH
Dorothea Elizabeth Orem lahir pada
tahun 1914 di Baltimore, Maryland.
Pendidikan: Diploma (awal tahun
1930), Pendiri Hospital School Of Nursing, Washington DC; Orem mendapat Titel
BSN Ed (1939) dan MSN Ed (1945) di The Catholic University of America,
Washington DC. Orem mendapat gelar kehormatan: Dokter Ilmu Pengetahuan dari
Georgetown University (1976) dan Pendiri Perguruan Tinggi di San Antonio, Texas
(1980); Dokter Surat kemanusiaan dari Illinois Wesleyan University,
Bloomington, Illinois (1988); Gelar kehormatan dokter, University of
Missouri-Columbia (1998). Dr. Orem melanjutkan untuk aktif dalam pengembangan
teori. Dia menyelesaikan edisi ke-6 dari keperawatan: konsep praktek, yang
diterbitkan oleh Mosby pada Januari 2001.
Selama karir profesionalnya, dia
bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan
administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun
1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik.
Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi
keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan :
Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir
di tahun 1995.
Dorothea
E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya di Savannah, USA. Orem
meninggal pada umur 93 tahun. Dunia keperawatan telah kehilangan seorang ahli
dan dianggap sebagai orang terpenting serta memiliki wawasan yang sangat luas
di bidang keperawatan.
Dalam
bidang keperawatan dapat dikatakan bahwa ahli Keperawatan dari Amerika,
Dorothea E Orem, termasuk salah seorang yang terpenting diantara orang yang
mengembangkan pandangan dalam bidang Keperawatan.
Dorothea
Orem melihat bahwa perawatan profesional mendapat bantuan pengambil alihan
tugas sebahagian ataupun keseluruhan atau perawatan diri atau perawatan.
BAB
II
KONSEP TEORI OREM
Menurut Orem, teori keperawatan
adalah :
Pelayanan
manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana
mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan,
sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem,
1971).
Menurut
Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
memenuhi kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan kesejahteraannya, oleh karena
itu teori ini dikenal sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care Defisit
Teori. Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia,
dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care mereka.
Menurut
Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
memenuhi kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan kesejahteraannya, oleh karena
itu teori ini dikenal sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care Defisit
Teori. Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia,
dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care mereka.
Di
dunia keperawatan banyak fenomena dan masalah yang terjadi yang sulit untuk
dijelaskan dan diselesaikan. Namun, keperawatan memiliki teori-teori
keperawatan yang bisa digunakan untuk menjelaskannya dan memberi solusi yang
tepat untuk menyelesaikannya. Para ahli teori keperawatan mengemukakan berbagai
solusi yang bisa diterapkan di berbagai lingkup keperawatan. Teori-teori
tersebut terus dikembangkan sehingga akan lebih meningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan keperawatan.
Salah
satu ahli teori yang cukup terkenal dan teorinya banyak digunakan dalam tatanan
pelayanan keperawatan adalah Dorothea Orem. Dalam teori self care-nya ia
menganggap bahwa perawatan diri merupakan suatu kegiatan membentuk kemandirian
individu yang akan meningkatkan taraf kesehatannya. Sehingga bila mengalami
defisit, ia membutuhkan bantuan dari perawat untuk memperoleh kemandiriannya
kembali. Teori ini merupakan suatu pendekatan yang dinamis, dimana perawat
bekerja untuk meningkatkan kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan bukan
menempatkan klien pada posisi bergantung karena self care merupakan perilaku
yang dapat dipelajari.
Dorothea
Orem merupakan teori yang cukup menarik untuk dikaji dan dibahas karena
termasuk teori yang cukup banyak digunakan dalam aplikasi praktik keperawatan
dan penulis tertarik untuk menelaah teori ini, dimana ia hanya berfokus pada
lingkup praktik keperawatan.
Konsep keperawatan Orem mendasari
peran perawat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri klien untuk mencapai
kemandirian dan kesehatan yang optimal. Orem mengembangkan tiga teori yang
saling berhubungan yaitu teori “self care deficit”, teori self care, dan teori
nursing system (Tomey). Tiga teori tersebut berfokus pada
peran manusia menyeimbangkan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya dengan
merawat diri mereka sendiri.
1.
Teori Self Care Deficit
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima
perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki
berbagai keterbatasan- keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya.
Perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan; yaitu
ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan
antara kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntutan
kebutuhan tentang perawatan diri. Sehingga bila tuntutan lebih besar dari
kemampuan, maka ia akan mengalami penurunan/defisit perawatan diri.
Teori
ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem. Yang menggambarkan kapan
keperawatan di perlukan.Oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan
yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh)
tidak mampu atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif.
Teori
self care deficit diterapkan bila ;
o
Anak
belum dewasa
o
Kebutuhan
melebihi kemampuan perawatan
o
Kemampuan
sebanding dengan kebutuhan tapi diprediksi untuk masa yang akan datang.
2.
Teori Self Care
Wang
and Laffrey (2004, p. 123) menyatakan bahwa self care adalah fungsi regulasi
manusia yang berdasarkan pada kemampuan individu untuk melakukan perawatan
dirinya. Hal tersebut digambarkan dalam hubungan antara self care, self care
agency dan therapeuthic demand (diri, maka defisit perawatan diri terjadi dan
perawat akan membantu klien untuk melakukan tugas perawatan dirinya self
care : Self care adalah tindakan yang matang dan mematangkan orang lain yang
mempunya potensi untuk berkembang, atau mengembsangkan kemampuan yang dimiliki
agar dapat digunakan secara tepat, nyata dan valid untuk mempertahankan fungsi
dan berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkungan. Self care digunakan
untuk mengontrol atau faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi aktivitas
seseorang untuk menjalankan fungsinya dan berproses untuk mencapai
kesejahteraannya. Self care agency agen perawan sendiri adalah kekuatan
individi yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial operasi-operasi
produksi untuk keperawatan mandiri. Ada 3 aspek yakni:
§ Agen (orang yang mengambil
tindakan).
§ Self care agent (penyedia perawatan
mandiri).
§ Dependent care agent (penyelenggara
perawatan yang tidak mandiri).
Therapeutic Self Care Demands:
Tuntutan
perawatan diri harus seimbang dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Untuk itu dilakukan upaya-upaya dengan cara menggunakan metode-metode
untuk mengembalikan kemampuan tersebut.
Teori
self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai
dengan kebutuhan.
Perawatan
diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang
berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadannya , keadaan
kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan
diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara
kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli
self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan
tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan
pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara
umum :
a. Pemeliharaan intake udara
b. Pemeliharaan intake air
c. Pemeliharaan intake makanan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan
proses eliminasi dan eksresi
e. Pemeliharaan keseimbangan antara
aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara
solitude dan interaksi sosial
g. Pencegahan resiko-resiko untuk
hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
h. Peningkatan fungsi tubuh dan
pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan potensinya.
3.
Nursing System :
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan “Self Care” patien
dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan
atau direncanakan berdasarkan kebutuhan “Self Care” dan kemampuan pasien untuk
menjalani aktifitas “Self Care”.
Orem
mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
a. The Wholly compensatory system
Merupakan suatu tindakan keperawatan
dengan memberikan bantuan secara penuh kepada pasien dikarenakan ketidakmampuan
pasien dalam memenuhi tindakan keperawatan secara mandiri yang memerlukan
bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi, serta adanya manipulasi
gerakan.
b. The Partly compensantory system
Merupakan sistem dalam memberikan
perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan pada pasien yang memerlukan
bantuan secara minimal seperti pada pasien post op abdomen dimana pasien ini
memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, akan tetapi butuh
pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka.
c. The supportive – Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh
klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan
mandiri.
Metode
bantuan
Perawat
membantu klien denagn menggunakan sistem dan melalui lima metode bantuan yang
meliputi :
§ Acting atau melakukan sesuatu untuk
klien
§ Mengajarkan klien
§ Menagarahkan klien
§ Mensupport klien
§ Menyediakan lingkungan untuk klien
agar dapat tumbuh dan berkembang.
Kebutuhan
self care menurut Orem. Terdapat tiga tipe kebutuhan self care menurut Orem yaitu
kebutuhan universal dan perkembangan perawatan diri/self care serta
penyimpangan kesehatan.
a. Kebutuhan universal
self care
o
Menyeimbangkan
pemasukan udara, air, dan makanan
o
Pembekalan
perawatan berhubungan dengan proses eliminasi dan eksresi
o
Mencapai
keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
o
Menghindari
resiko-resiko yang membahayakan bagi kehidupan, peran dan tercapainya
kesejahteraan
Meningkatkan
fungsi/peran dan perkembangan dalam kelompok sosial berdasarkan
potensi manusia, batasan-batasan,
dan keinginan manusia untuk menjadi normal
(Orem, 1985 dalam Meleis, 1997).
b. Kebutuhan
perkembangan/kemajuan self care
Menyeimbangkan
kondisi kehidupan yang mendukung proses kehidupan dan perkembangan, dimana
manusia berproses menuju tingkat yang lebih tinggi dan menjadi matang.
Pembekalan keperawatan ditujukan
untuk mencegah terjadinya kehilangan kondisi/faktor yang mendukung perkembangan
manusia.
c. Kebutuhan self care
deviasi/penyimpangan kesehatan.
Menjaga
individu dari kondisi lingkungan fisik maupun biologis yang dapat menyebabkan
terjadinya penyakit dan menimbulkan kesadaran terhadap efek dari kondisi
patologik.
Secara
efektif mengembalikan individu dari kondisi patologis seperti deformitas atau
abnormalitas dimanai perawat berupaya mengkompensasi gangguan yang terjadi.
Memodifikasi konsep diri dan
gambaran diri pada seseorang dalam menerima kesehatan dan perawatan kesehatan.
Mempelajari
efek dari kondisi patologi dan penangan yang mungkin digunakan untuk
mengembangkan kemampuan individu.
Proses Keperawatan Menurut
Teori Orem
Proses keperawatan menurut Orem
terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dengan rasional
ilmiah, implementasi dan evaluasi.
a. Pengkajian
Pengkajian diarahkan pada factor personal,
universal self care, defelopmental self care,
health deviation, self care defisit.
b. Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan sesuai dengan
self care defisit yang dialami oleh klien.
c. Perencanaan
Tujuan : dibuat sesuai dengan
dignosa keperawatan, berdasarkan self care demand dan
meningkatkan kemampuan self care. Membuat
nursing system : Wholly compensatory, Partly compensatory, educative
atau supportive. Membuat metode yang sesuai untuk membantu klien.
d. Pelaksanaan
Diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care, dan menurunkan self care
deficitnya
e. Evaluasi
Menilai keefektifan tindakan
perawatan dalam : meningkatkan kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self
care, dan menurunkan self care deficitnya.
1. Tahap Pertama : pengumpulan data
pada 6 area yaitu : status kesehatan individu; persepsi dokter tentang status
kesehatan individu; persepsi individu tentang kesehatannya sendiri; tujuan
kesehatan dalam konteks latar belakang kehidupan individu, gaya hidup, dan
status kesehatannya; kebutuhan individu terhadap perawatan diri/self care;
kapasitas individu untuk melakukan self care.
2. Tahap kedua : perawat menentukan
tingkat ketergantungan individu, dimana perawat dapat menetapkan apa yang akan
dilakukan untu membantu individu/klien.
3. Tahap ketiga : melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan pada komponen diagnosa keperawatan. selanjutnya
melakukan evaluasi tingkat keberhasilan perawatan.
BAB III
APLIKASI
Aplikasi Model Keperawatan Orem
Kasus :
Tn. J (50 th ) didiagnasis Diabetes
Melitus tipe 2
(Diabetes Tidak Tergantung Pada Insulin).Dia memiliki riwayat hipertensi dan seorang perokok berat (30
batang/hari).
Perawatan yang dapat diberikan kepada Tn. J berdasarkan
model keperawatan Orem adalah.
1. Udara
(educative/supportif).
Perawatan harus mampu memberikan
penjelasan Tn. J (50 tahun)
tentang hubungan penyakit Hipertensi dengan merokok yaitu menghisap
udara yang mengandung zat kimia aktif dari rokok.
2. Air (enducative/supportif).
Perawat harus mampu meyakinkan adanya hydration-rist yang cukup dari polidipsia
(sering haus) yang memicu Hiperglicemia (kadar gula yang tinggi dalam darah).
3. Activity and rest (adecative/supportif).
Perawat menginformasikan pada pasien tentang kegiatan aktivitas
yang cocok untuk pasien Diabetes
Melitus.
4. Elimination (educative/supportif)
klien membutuhkan monitoring bagaimana melakukan Buang Air
Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).
5. Food (portial compensatory).
Perawat menganjurkan
atau mengatur pola diet yang
cocok untuk pasien dengan Hipertensi dan mengalami Diabetes Melitus serta mengontrol gula darah setelah makan.
6. Solitude and social
interaction (partial compensatory)
interaksi sosial dengan perawat dapat memberikan perubahan interaksi dengan
tingkah sosial yang mengarah pada perilaku yang adaptif (baik).
7. Hazard prevention (partial
compensatory). Perawat memberikan pendidikan pada pasien tentang kelebihan
dan kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh pasien
pada penyakit yang dialaminya saat ini.
8. Promote Normality (partial
compensatory). Perawat diharapkan dapat membantu pasien untuk mengembalikan
diri
pada kehidupan normal pasien, sehingga menjadi normal kembali.
Aplikasi Teori Orem
Kilen dewasa dengan diabetes militus menurut teori self care Orem dipandang sebagai
individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan.
Kondisi klien yang
dapat mempengaruhi self-care dapat
berasal dari faktor internal (dari
dalam diri individu) dan eksternal (dari luar diri
individu), faktor internal meliputi usia, tinggi badan,
berat badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan dan pekerjaan.
Adapun faktor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakan dimana
klien tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri
yang bersifat kontinun atau
berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang
sejahtera. Klien membutuhkan tiga kebutuhan self care
berdasarkan teori Orem yaitu:
1. Universal
self care requisites (kebutuhan perawatan diri secara menyeluruh) kondisi yang seimbang.
2. Development
self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan) fungsi klien
sesuai dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan Diabetes
Melitus antara lain menimbulkan peningkatan dalam rasa haus, peningkatan
selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang
lama penyembuhannya, infeksi vagina atau pandangan pada
mata berakibat mata kabur.
3. Health
deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan
kesehatan) penyimpangan kesehatan seperti adanya Sindrom Hipergilkemik
(kumpulan penyakit akibat peningkatan kadar gula dalam darah) yang dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi (tekanan darah rendah) ,perubahan sensorik
(perubahan pada indera perasa),
kejang-kejang, takikardi
(frekuensi jantung yang meningkat)
dan hemiparesis
(kelumpuhan separu badan).
Klien Diabetes
Melitus akan mengalami penurunan
pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi kerharmonisan
pasangan dalam melakukan hubungan intim (misal infeksi vagina dan bagian tubuh lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di
alami oleh klien dengan Diabetes Mellitus menurut Orem disebut dengan self care-deficit. Menurut Orem peran perawat dalam hal ini yaitu
mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk
merawat dirinya sendiri dan mengklasifikasikannnya sesuai dengan klafisikasi kemampuan klien.
KESIMPULAN
Pelayanan
manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya
secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari
penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).
Konsep
teori Orem:
1.
Teori Self Care Deficit
2.
Teori Self Care
3.
Nursing System
Proses
Keperawatan Menurut Teori Orem
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
Saran
Saran bagi pembaca, khususnya pemerhati pendidikan adalah
sedapat mungkin kita lebih memperhatikan dan memahami akan pentingnya arti
kesehatan seperti kata pepatah “Mencegah lebih baik mengobati”.
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz Alimul H, 2012. Pengantar
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika
H. Zaidin Ali, 2001. Dasar-Dasar
Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika
Hidayat, A.Aziz Alimul,2007.Konsep
Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Agustina. 2011. Konsep dan Teori Keperawatan
Menurut Dorothy Orem. http://agustinaadityadarmayanti.blogspot.com/2011/01/konsep-dan-teori-keperawatan-menurut.html
. Diakses pada 6 Januari 2011
Beiby, Wiewyn. 2013. Teori Keperawatan Menurut
Dorotea Orem. http://wiewynbeiby.blogspot.com/2013/03/teori-keperawatan-menurut-dorotea-orem.html . Diakses
pada 29 Maret 2013
Boy,
Acver. 2009. Biografi Dorothea Elizabeth Orem http://erik-acver-qincai.blogspot.com/2009/03/biografi-dorothea-elizabeth-orem.html
. Diakses pada 1 Maret 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar