SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT KLAMIDIA
Disusun dalam rangka memenuhi tugas
individu
Mata kuliah Promosi Kesehatan
Dosen Pembimbing Lutiyah, S. Kep.
Ns
Oleh
:
Nisa Aprilia
Saputri (13043)
AKADEMI
KEPERAWATAN KABUPATEN PURWOREJO
Tahun
Ajaran 2013/2014
SATUAN
ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYAKIT DISPEPSIA
Pokok
Bahasan : Penyakit Menular
Seksual
Sub Pokok
Bahasan : Penyakit Klamidia
Sasaran : Semua warga lokalisasi
Target :
Pekerja di lokalisasi Grantung RT 01 RW 01, Kab.
Purworejo
Hari, tanggal : Kamis, 4 Desember 2014
Waktu : 08.00-selesai
Tempat : Balaidesa Grantung Kab. Purworejo
I.
Latar
Belakang
Chlamydia adalah infeksi PMS (penyakit menular seksual) yang sangat umum. Infeksi ini dapat
diobati dengan mudah tapi jika tidak ditangani dapat menyebabkan masalah
kesehatan dan kesuburan. Klamidia disebabkan oleh bakteri yang berkembang biak
di selaput lendir dari alat kelamin. Hal ini dapat menyebabkan peradangan
saluran kencing, dubur dan leher rahim. Ketika infeksi terjadi pada anus, pasien biasanya tidak merasakan gejala
meskipun mungkin merasa tidak nyaman. Kadang-kadang ada lendir, iritasi, gatal
dan nyeri. Infeksi Chlamyidia di tenggorokan juga mungkin tidak memberikan
gejala apapun. Jika mata Anda terinfeksi, bakteri dapat menyebabkan iritasi dan
keluarnya cairan dari salah satu atau kedua mata Anda (konjunktivitis).
II.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, para
pekerja di lokalisasi Grantung dapat memahami penyakit klamidia.
2. Tujuan
Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan
pekerja lokalisasi dapat:
1.
Menyebutkan pengertian tentang penyakit klamidia
2.
Menyebutkan penyebab penyakit klamidia
3.
Menyebutkan tanda gejala penyakit klamidia
4.
Menyebutkan cara pencegahan penyakit klamidia
5.
Menyebutkan terapi penyakit klamidia
III.
Metode
1.
Presentasi
2.
Tanya jawab
IV.
Media (materi terlampir)
LCD power
point
V.
Isi Materi
Pembagian
No
|
Waktu
|
Kegiatan penyuluhan
|
Kegiatan peserta
|
1.
|
5 menit
|
Pembukaan :
• Memberi salam
• Menjelaskan tujuan pembelajaran
• Menyebutkan materi / pokok bahasan yang akan
disampaikan
|
• Menjawab salam
• Mendengarkan dan memperhatikan
|
2.
|
15 menit
|
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur.
Materi :
1.
Pengertian tentang penyakit klamidia
2.
Penyebab penyakit klamidia
3.
Tanda dan gejala penyakit klamidia
4.
Cara pencegahan penyakit klamidia
5.
Terapi
penyakit klamidia
|
• Menyimak dan memperhatikan
|
3.
|
10 menit
|
Evaluasi :
Meminta kepada para pekerja menjelaskan atau
menyebutkan kembali tentang:
1.
Pengertian tentang penyakit klamidia
2.
Penyebab penyakit klamidia
3.
Tanda dan gejala penyakit klamidia
4.
Cara pencegahan penyakit klamidia
5.
Terapi
penyakit klamidia
|
• Bertanya dan menjawab pertanyaan.
|
4.
|
2 menit
|
Penutup :
Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam.
|
Menjawab salam
|
I.
Evaluasi
1.
Kegiatan
: jadwal, tempat, alat bantu/media, pengorganisasian, proses penyuluhan
2.
Hasil
penyuluhan, memberi pertanyaan pada warga tentang :
a) Apakah
pengertian dari penyakit klamidia?
b)
Apakah tanda dan gejala dari penyakit
klamidia?
c)
Bagaimana cara pencegahan dan terapi
dari penyakit klamidia?
II.
Pengorganisasian
1.
Penanggung
Jawab : Yeni
Prasculina
2.
Sekretaris : Dina
Widiyanti
3.
Moderator : Restu Putri
4.
Penyaji : Nisa
Aprilia
5.
Observer
dan dokumentasi : Darsini
VIII.Referensi
Daili
SF, Makes WIB, Zubier F, Yudarsono J. 1997. Penyakit Menular Seksual.
Jakarta : Balai Penerbit FK-UI.
Hutapea NO, Ramsi RR. 1993. Uretritis Non Gonore. Dalam :
Penyakit yang
ditularkan melalui Hubungan Seksual.
Medan : FK – USU.
Sasaran
:
Pekerja
lokalisasi yang bertempat tinggal di Grantung RT 01 RW 01 Kab. Purworejo
Jumlah peserta :
-
Perempuan
: 30 orang
-
Laki-laki : 15 orang
Data Epidemiologi
Dari berbagai studi dilaporkan bahwa 30-60 % dari penderita
UNS dapat diisolasi C. trachomatis, selanjutnya 4-43 % dari pria penderita gonore
dan 0-7% dari pria dengan uretritis asimtomatik. Angka transmisi seksual C. trachomatis sering melebihi 20% pada
wanita muda. Hutapea NO (1992) melaporkan penularan terhadap mitra seksual 38
pria UNS dengan positif Chlamydia terjadi pada 17 wanita (45%).
Diperkirakan
25-50% infeksi C. trachomatis bersifat asimtomatik, terutama pada wanita (80%),
akan tetapi C. trachomatis mempunyai peranan penting pada servisitis
mukopurulen dan infeksi radang panggul (PID). Di Amerika 25-50 % kasus PID oleh
karena C. trachomatis dan meliputi 5-8 % wanita muda.
Data Demografi
N D Nama Desa : Grantung RT 01 RW 01 Kab. Purworejo
Jum Jumlah Penduduk : 957 orang
Laki-laki: 407 orang
Perempuan: 550 orang
Ba: Batas utara Desa Grantung
Batas Timur Desa Wonodesa
Batas Barat Desa Kalinodo
Batas Selatan Desa Kutoarjo
Kea Keadaan Desa: Jalan dalam kondisi berlubang. Lingkungan cukup bersih, banyak pepohonan.
Evaluasi
Tanya jawab
Lampiran Materi
A.
Pengertian
Klamidia
adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus chlamydia
trachomatis (klamidia trakomatis). Klamidia, sering menyebabkan apa
yang dinamakan uretritis non spesifik yakni radang saluran kemih yang tidak
spesifik, yang dikenal merupakan salah satu infeksi/penyakit, akibat dari
hubungan seksual yang terjadi pada pria. Sedangkan pada wanita klamidia lebih
sering menyebabkan cervicitis (serviksitis), yaitu infeksi leher rahim, dan
penyakit peradangan pelvis (pinggul/panggul), bahkan menyebabkan infertilitas.
(Brunner & Suddarth, 2001).
B.
Penyebab
Chlamydia
trachomatis yang terutama menyerang leher rahim. Biasanya menyerang saluran kencing atau organ-organ reproduksi. Pada
wanita, menyebabkan infeksi di mulut rahim, sedangkan pada pria, menyebabkan
infeksi di urethra (bagian dalam penis). Sebanyak 75 persen penderitanya, tidak
mendapatkan gejala penyakit ini. Kalaupun muncul gejala, pada wanita, hanya
berupa keputihan. Penyakit menular seksual (PMS) yang satu ini, dapat menular
atau ditularkan pasangan. Masa inkubasi: 7 sampai 12 hari. (Brunner &
Suddarth, 2001)
Faktor resiko infeksi C. trachomatis
pada wanita adalah :
1.
Usia
muda, kurang dari 25 tahun
2.
Mitra
seksual dengan uretritis
3.
Multi
mitra seksual
4.
Swab
endoserviks yang menimbulkan perdarahan
5.
Adanya
sekret endoserviks yang mukopurulen
6.
Memakai
kontra sepsi “non barier” atau tanpa kontrasepsi.
C.
Tanda
Gejala
Pada perempuan :
1. Keinginan
untuk sering buang air kecil dan ketika buang air kecil akan merasakan adanya
rasa seperti terbakar atau rasa tidak nyaman.
2. Menimbulkan
keluhan keputihan yang disertai nyeri pada saat BAK dan adanya
mukopurulen dan perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
3. Penularan tidak disadari, karena kebanyakan perempuan yang terinfeksi
tidak merasakan gejala
4. Pasien biasanya datang dengan stadium lanjut
5. Rasa sakit setelah melakukan hubungan seksual
Pada laki-laki :
1. Keinginan
untuk sering buang air kecil dan ketika buang air kecil akan merasakan adanya
rasa seperti terbakar atau rasa tidak nyaman.
2. Keluar
cairan di uretra berupa lender yang jernih sampai keruh terdapat bercak pada celana
dalam terutama pada pagi hari
3.
Pelvisnya bengkak karena terjadi epididimitis
D.
Cara
Pencegahan
Secara umum, langkah-langkah pencegahan yang dilakukan
serupa dengan Penyakit Menular Seksual (PMS) lainnya, yaitu:
1. Pasien dianjurkan untuk menghindari
kontak seksual sementara, selama timbulnya gejala penyakit.
2. Pasien didorong untuk memastikan kondisi
seksual pasangan mereka.
3. Pasien dianjurkan untuk menghindari
kegiatan seksual berisiko-tinggi, memakai kondom dan menghindari beberapa mitra
seksual.
4. Penyuluhan kesehatan dan pendidikan
seks.
5. Pemeriksaan pada remaja putri yang
aktif secara seksual harus dilakukan secara rutin.
6. Pemeriksaan perlu juga dilakukan
terhadap wanita dewasa usia 25 tahun, terhadap mereka yang mempunyai pasangan
baru atau terhadap mereka yang mempunyai beberapa pasangan seksual dan atau
yang tidak konsisten menggunakan alat kontrasepsi.
Cara
paling pasti untuk menghindari penularan PMS adalah menjauhkan diri dari kontak
seksual, atau berada dalam hubungan saling monogami jangka panjang dengan mitra
yang telah diuji dan diketahui tidak terinfeksi. Menggunakan Latex kondom bagi
laki-laki. Bila kontrasepsi (contohnya kondom) digunakan secara konsisten dan
benar, maka risiko penularan klamidia dapat dikurangi.
E.
Terapi
Terapi yang biasanya digunakan adalah:
1. Antibiotika, minum obat secara teratur
2. Partner seksualnya juga harus diobati
Obat
antibiotik :
1. Doksisiklin
2 x 100mg selama 1 minggu atau lebih
2. Tetrasiklin
4 x 500mg selama 1 minggu atau lebih
3. Eritromisin 4 x 500mg selama 1 minggu atau lebih
4. Azitromisin
1 gram dosis tunggal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar