Kamis, 28 November 2013

Makalah Pedoman Membentuk Keluarga Sakinah



PEDOMAN DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH
Disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing Nasruddin, M. Pend. Ag
logo akper.jpg
Disusun oleh :
1.      Mita Martina                     (13038)
2.      Muiz Dwi Hartanto           (13039)
3.      Nadia Ayu Soraya            (13040)
4.      Nanda Galuh Pratiwi        (13041)
5.      Ngadimo                           (13042)
6.      Nisa Aprilia Saputri          (13043)
7.      Sela Yusti Ardianingsih    (13060)

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN PURWOREJO
Tahun Ajaran 2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Pedoman Membentuk Keluarga Sakinah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Nasruddin selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pedoman membentuk keluarga sakinah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


Purworejo, 18 November 2013


Penyusun





DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang…………………………………………………………………………… 4
B.     Tujuan……………………………………………………………………………………. 4
C.     Rumusan Masalah………………………………………………………………………... 5
BAB II Pembahasan
A.    Arti Penting Anak dalam Keluarga………………………………………………………. 6
B.     Macam-macam Karakteristik/Tipe Anak………………………………………………… 8
C.     Tanggung Jawab Orang Tua dan Anak dalam Islam…………………………………… 12
D.    Tipe Anak yang Diinginkan Agama dan Orang Tua…………………………………… 14
BAB III Penutup
A.    Simpulan………………………………………………………………………………... 17
B.     Saran……………………………………………………………………………………. 17
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………... 18











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut   undang-undang   RI   nomor   1   tahun   1974   pengertian   dan   tujuan   perkawinan  terdapat dalam satu pasal, yaitu bab 1 pasal 1 menetapkan bahwa “perkawinan adalah ikatan  lahir   batin   antara   seorang   pria   dengan   seorang   wanita   sebagai   suami   istri   dengan   tujuan  membentuk   rumah   tangga,   keluarga   yang   bahagia   dan   kekal   berdasarkan   Ketuhanan   Yang Maha   Esa”.   Dengan   demikian   jelas   bahwa   diantara   tujuan   pernikahan   adalah   membentuk sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.
Sebuah masyarakat di negara manapun adalah kumpulan dari beberapa keluarga. Apabila  keluarga   kukuh,   maka   masyarakat   akan   bersih   dan   kukuh.   Namun   apabila   rapuh,   maka rapuhlah masyarakat. Menikah memang tidaklah sulit, tetapi membangun keluarga sakinah bukan sesuatu yang mudah. Pekerjaan membangun, pertama harus didahului dengan adanya gambar yang merupakan konsep dari bangunan yang diinginkan. Demikian juga membangun keluarga sakinah, terlebih dahulu orang harus memiliki konsep tentang keluarga sakinah. Al-Qur’an membangunkan sebuah keluarga yang  sakinah dan kuat untuk membentuk suatu tatanan masyarakat yang memelihara aturan-aturan Allah dalam kehidupan.

B.     Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1.      Mahasiswa dapat menjelaskan arti penting anak dalam keluarga
2.      Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan masing-masing dari macam karakteristik anak
3.      Mahasiswa dapat memahami tanggung jawab orang tua dan anak menurut pandangan Islam
4.      Mahasiswa dapat menjelaskan tipe anak yang diinginkan agama dan orang tua

C.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.      Apa saja arti penting anak dalam keluarga?
2.      Apa saja macam-macam karakteristik/tipe anak?
3.      Bagaimana penjelasan dari masing-masing macam karakteristik anak?
4.      Apa saja tanggung jawab orang tua dan anak menurut pandangan Islam?
5.      Bagaimana tipe anak yang diinginkan agama dan orang tua?















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Arti Penting Anak dalam Keluarga
      Siapapun tentu mendambakan  anak dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Anak bisa dianggap segalanya dalam keluarga. Karena anak merupakan anugerah yang dititipkan  oleh Allah kepada kita. Baik yang bersifat berkah maupun cobaan, namun tentu kebaikan yang kita harapkan.
      Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak, sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia akan berkenalan terlebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang akan datang.
      Keluargalah yang akan memberikan warna kehidupan seorang anak, baik perilaku, budi pekerti maupun adat kebiasaan sehari-hari. Keluarga jugalah tempat dimana seorang anak mendapat tempaan pertama kali yang kemudian menentukan baik buruk kehidupan setelahnya di masyarakat.
      Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah Swt  yang harus di pertanggung-jawabkan oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek kehidupannya. Diantaranya bertanggung jawab dalam pendidikan, kesehatan, kasih sayang, perlindungan yang baik, dan berbagai aspek  lainnya.
      Pendidikan perlu dilihat sebagai suatu proses yang berterusan, berkembang, dan serentak dengan perkembangan individu seorang anak yang mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dengan kemahiran yang diperolehnya,  anak akan mengaplikasikannya dalam konteks yang bermacam-macam dalam hidup kesehariannya di saat itu ataupun sebagai persiapan untuk kehidupannya dimasa yang akan datang.
      Siapapun tentu mendambakan  anak dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Anak bisa dianggap segalanya dalam keluarga. Karena anak merupakan anugerah yang dititipkan oleh Allah kepada kita. Ini berarti anak bisa membawa banyak hal kepada kita. Baik yang bersifat berkah maupun cobaan. Namun tentu kebaikan yang kita harapkan.
Ada banyak manfaat ketika anak hadir dalam kehidupan keluarga kita. Manfaat yang pertama adalah anak menjadi media untuk mempercepat proses mencairnya konflik diantara suami dan istri. Dalam proses menjalani kehidupan berumah tangga, tentu akan ada perselisihan dan perbedaan pendapat. Ini berarti kita akan bisa berada pada situasi dimana kita bisa saling tidak menyapa dan berkomunikasi dengan pasangan kita. Hal tersebut bisa berlangsung singkat namun bisa berhari-hari. Tentu akan sangat menyiksa kala dalam sebuah rumah, si suami dan istri tidak saling sapa. Ada perasaan yang kurang enak dan nyaman untuk mencairkan situasi tersebut. Maka ketika ada anak-anak, mereka bisa menjadi alat untuk mempercepat berakhirnya konflik. Baik dilakukan dengan sengaja, maupun tanpa sengaja. Karena bagaimanapun, anak adalah yang paling utama. Misalnya ketika anak menangis, anak minta bermain, atau ketika anak sakit. Maka pasti baik istri maupun suami akan rela untuk memberikan perhatian kepada anak-anak mereka tanpa menghiraukan konflik yang sedang mereka hadapi.  Dan tanpa sengaja, keadaan tersebut bisa merangsang perasaan malu untuk melanjutkan perselisihan. Sehingga kebersamaan dan komunikasi akan kembali terjalin.

Yang kedua anak pembawa rizki. Setiap manusia yang lahir ke dunia pasti dibekali dengan rizki masing masing. Ini berarti ketika kita memiliki anak, maka akan bertambah rizki yang kita dapat. Memang bukan berarti kita harus menganut paham banyak anak banyak rizki. Tetapi dengan adanya anak yakinlah rizki pun akan ditambahkan pada keluarga kita.

Yang berikutnya adalah anak sebagai kebanggaan keluarga. Anak merupakan sesuatu yang tentu kita harapkan untuk menjadi penerus generasi kita. Ini berarti kita menginginkan generasi yang terbaik. Maka sungguh akan ada kebanggan kala anak kita meberikan sesuatu yang menyenangkan untuk keluarga. Bisa prestasi sekolah, kesuksesan dalam pendidikan, atau kesuksesan dalam karir. Sungguh menyenangkan tentu ketika kita bisa mendidik anak kita menjadi anak yang sukses untuk dirinya, keluarga, masyarakat dan sukses  kelak diakhirat.





B.     Macam-macam Karakteristik/Tipe Anak

1.      Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982) menyatakan tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:
a.       Kepribadian Ekstrovert : dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati kegembiraan, aktif  bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah, sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.
b.      Kepribadian Introvert : dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai kontrol diri yang baik.
c.       Kepribadian Neurosis : dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang disertai dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.

2.      Menurut Kretchmer dan Sheldon (dalam Kurnia 2007) menyatakan bahwa Tipologi kepribadian berdasarkan bentuk tubuh atau bersifat jasmaniah. Macam-macam kepribadian ini adalah:
a.      Tipe asthenicus atau ectomorpic, pada orang-orang yang bertubuh tinggi kurus memiliki sifat dan kemampuan berpikir abstrak dan kritis, tetapi suka melamun dan sensitif.
b.      Tipe pycknicus atau mesomorphic, pada orang yang betubuh gemuk pendek, memiliki sifat periang, suka humor, popular dan mempunyai hubungan sosial luas, banyak teman, dan suka makan.
c.       Tipe athleticus atau mesomorphic, pada orang yang bertubuh sedang/ atletis memiliki sifat senang pada pekerjaan yang membutukhkan kekuatan fisik, pemberani, agresif, dan mudah menyesuaikan diri.
Kali ini kita akan membahas bagian yang tidak kalah pentingnya yaitu bagian tentang kepribadian, inilah dasar dari pembentukan karakter seorang anak. Mengapa kita perlu membahas tentang kepribadian. Kepribadian adalah bagian dari diri manusia yang sangat unik dimana kita memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk merespon segala sesuatu. Dengan memahami kepribadian anak berarti kita telah menyingkat waktu kita untuk menebak-nebak, berusaha mengerti dan memahami anak kita, kita bisa jauh lebih mudah untuk memahami seseorang anak dengan memperhatikan tipologi kepribadiannya. Dalam makalah ini kami akan menggunakan tipologi kepribadian yang sangat banyak dipakai oleh family terapis, oleh para HRD manager ataupun praktisi-praktisi di sumber daya manusia untuk menganalisa kepribadian seseorang. Kepribadian ini membagi manusia menjadi empat golongan besar yaitu korelis, sanguinis, phlegmatis dan melankolis.
1.                  Koleris, mewakili tipe kepribadian yang tegas dan kemudian cenderung untuk memimpin, dia adalah seorang pemimpin yang dilahirkan. Pemimpin yang dilahirkan secara alamiah begitulah koleris. Ciri-cirinya To The Point, dia ingin segala sesuatunya cepat dan dilakukan saat itu juga, dia tidak bertele-tele tetapi pada titik ekstrimnya adalah dia bisa menjadi terlalu dominan dan terlalu mengatur, terlalu mengontrol, sehingga orang lain bisa tidak tahan. Dan kemudian dia ingin segala sesuatunya dilakukan dengan sangat cepat kemudian bisa jadi dia lupa beberapa detail-detail tentang hal penting yang harus dilakukan. Itulah tipe kepribadian koleris yang sejati. Orang koleris akan berpakaian dengan praktis, simple, tidak mementingkan model pakaian tetapi lebih mementingkan fungsi dari pakaian itu. Dan orang koleris biasanya duduknya sangat tegak sekali dan ia berjalan dengan sangat tegak dengan kepala terangkat ke atas. Pada kenyataannya tiap kepribadian itu memiliki kadarnya masing-masing, sangatlah kecil sekali kemungkinannya kita menemukan seseorang yang koleris sejati. Artinya seratus persen koleris sementara di lain-lainnya itu nol semuanya. Seorang anak yang koleris, biasanya memiliki motivasi yang kuat dari dalam, istilahnya “ku tahu yang ku mau”. Jika ingin mengarahkan mereka, tunjukan keuntungan bagi anak jika mereka melakukan hal tersebut. Misal : “Jika kamu les bahasa inggris maka mudah bagi kamu untuk memahami aturan dari permainan yang sering papa dan kamu lakukan, masih banyak permainan serupa yang bisa kita mainkan”.
2.                  Jenis kepribadian yang berikutnya adalah Sanguinis. Sanguinis adalah orang yang cerah, ceria, bisa mendengar suaranya jauh sebelum melihat orangnya, heboh sekali dan jika memakai pakaian pakaian biasanya berwarna cerah meriah dengan banyak sekali aksesoris, sanguinis adalah orang yang senang menjadi pusat perhatian. Jika Anda datang ke pesta dan melihat satu orang dikelilingi yang lain, bercerita, semua terhibur dan tertawa, maka orang yang bercerita itulah seorang sanguinis. Sanguinis adalah pusat perhatian. Jika Anda melihat orang sanguinis berpakaian cerah warna warni dan banyak aksesoris, dia tidak akan risih dengan itu semua bahkan dia akan suka, karena dengan begitu dia bisa menarik perhatian orang lain. Orang sanguinis akan berjalan dengan gayanya yang ceria dan akan menoleh ke kanan kiri dan melempar banyak senyum kepada orang-orang di sekitarnya. Seorang anak sanguinis merupakan anak yang sangat senang sekali bermain dan berkumpul dengan banyak teman-temannya. Senang dengan aktivitas “outdoor” atau kebersamaan yang menyenangkan. Tentu mudah bagi Anda menerjemahkan bahasa saya berkaitan dengan anak sanguinis.
3.                  Tipe koleris dan tipe sanguinis adalah tipe yang Ekstrovert, tipe yang terbuka kepada orang. Orang sanguinis begitu sangat terbukanya, sehingga bisa cerita tentang banyak hal kepada orang lain dan kemudian bisa dengan mudah melupakannya. Orang sanguinis dengan begitu mudahnya melupakan janjinya dan juga dengan begitu mudahnya dia akan langsung minta maaf. Orang koleris tidak akan melakukannya, dia akan gengsi untuk minta maaf kepada kita. Tapi mereka dasarnya adalah orang-orang yang terbuka, orang-orang yang ekstrovert. Berikutnya kita akan membahas bagian kepribadian yang Introvert yang tertutup. Di bagian ini ada dua jenis kepribadian dua tipelogi kepribadian yaitu Melankolis dan Phlegmatis.
4.                  Melankolis, adalah seorang yang rapi, biasanya tulisannya rajin, rapi, lengkap, detail karena itu jika mereka kuliah catatan mereka biasanya akan dipinjam oleh teman-temannya. Dan kemudian dia akan memiliki gaya dandan yang rapi, tidak ada satu helai pun rambut yang tersisir keluar ok semuanya rapi seperti diatur pada tempatnya. Seorang melankolis berpakaian selalu sangat rapi sekali, dimasukkan dan suka warna warna yang memiliki perpaduan warna yang cocok. Jadi tidak akan sembarangan, artinya dia tidak akan memakai bawahan yang berwarna hijau dan kemudian atasnya berwarna kuning cerah. Dia akan mempertimbangkan segala sesuatunya, itulah orang melankolis. Jika memendam sesuatu bisa dipendam sangat lama, ngambeknya bisa sangat lama sekali, tetapi orang melankolis sangat detail, begitu suka dengan data-data dan fakta-fakta. Yah itulah seorang melankolis. Ia begitu ahli di dalam perencanaan dan ahli di dalam analisa. Ciri-ciri anak melankolis yang sangat tampak adalah anak ini sangat teratur, suka kerapian, seringkali saya jumpai mereka secara akademis adalah anak yang cerdas dan pandai. Anak melankolis sangat suka “mengontrol” semuanya sendiri. Terkadang menentukan pakaian yang akan dipakainya, makan apa sore ini, dsb. Mereka terkadang suka mengingatkan kita, jika keluar kamar lampu dimatikan, tv atau laptop dimatikan.
5.                  Kemudian kepribadian yang satunya lagi adalah Phlegmatis. Phlegmatis adalah kepribadian yang suka melakukan segala sesuatu berdasarkan urutan yang telah diberikan, jika memang sudah begini ya begini tidak usah dipikirin yang lain lagi, yah pokoknya ikuti saja. Itulah phlegmatis, tipe pengikut yang setia. Dia bisa tahan duduk berjam-jam melakukan sesuatu berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan dimana itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh seorang yang koleris ataupun seorang sanguinis. Mereka tidak akan tahan duduk berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan melakukan satu hal yang sama berulang-ulang kali. Phlegmatis sangat cocok melakukan itu semua, sangat setia dan bisa dipercaya untuk memegang rahasia. Itulah orang phlegmatis, mereka sangat mudah diatur mereka sangat toleran. Jika Anda punya anak phlegmatis, Anda bisa mengatakan “nak sekarang makan ya”, “ya” kalau Anda sibuk, Anda bisa mengatakan “nak, sekarang Mama lagi sibuk, nanti aja makannya ya”, “iya” anak phlegmatis tidak akan menuntut Anda. Itu akan sangat berbeda dengan anak koleris “nak makannya nanti ya”, “tidak! Aku maunya sekarang” itulah anak koleris. Anak phlegmatis biasanya cenderung diam dan mengalah. Mereka sering menghindari konflik dan seringkali merelakan peralatan tulisnya untuk dipinjam dan tak jarang terkadang merasa “ngga enak” untuk memintanya.
Sekarang Anda telah mengetahui tipologi koleris, sanguinis, melankolis dan phlegmatis nah satu hal yang perlu kita ketahui adalah tidak ada satupun tipologi kepribadian ini yang lebih baik daripada lainnya. Artinya kita semua mempunyai kadar dari keempat tipologi kepribadian ini. Di dalam diri kita ada unsur melankolis, ada unsur phlegmatis, ada unsur koleris dan ada unsur sanguinis-nya. Hanya saja di bagian mana kita dominan dan itu yang membentuk kita, itu yang membedakan kita dari yang lainnya. Variabel atau kadar perbedaan dari setiap kepribadian ini membuat kita menjadi begitu unik. Tak ada satu orang pun yang memiliki komposisi yang sama, semuanya begitu berbeda. Dan satu hal yang paling penting, adalah seperti yang tadi saya katakan bahwa tidak ada yang baik, tidak ada yang buruk disini. Yang ada adalah pada saat kita tidak menyadari berhadapan dengan siapa dan kemudian kita tidak bisa menjalin suatu komunikasi, itu karena kita tidak bisa memahami persepsinya.
Karakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)
            Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan.
Karakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
            Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya dengan ciri-ciri periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan atau label yang digunakan pendidik. Orang tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tuanya.
Karakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir dan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber, dan pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun terakhir masa anak akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak dan remaja, di mana ciri kematangan seksual semakin jelas (haid dan mimpi basah). Tahap pascapuber bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa remaja. Waktu masa puber relatif singkat (2-4 tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat dan mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga menimbulkan keraguan dan perasaan tidak aman pada anak puber. Perubahan fisik dan sikap puber ini berakibat pula pada menurunnya prestasi belajar, permasalahan yang terkait dengan penerimaan konsep diri, serta persoalan dalam berhubungan dengan orang tua.
C.    Tanggungjawab Orang Tua dan Anak dalam Islam

1.      Berusaha menjaga anak dari gangguan syaitan sebelum dilahirkan
Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda: "jika salah seorang dari kamu mendatangi istrinya dan berdoa; Bismillah, Allahumma jannibasy syaithona wa jannibisy syaithona ma rozaqtana, lalu keduanya diberikan anak, maka anak tersebut tidak diganggu syaithon"(HR. Bukhari dan Muslim).
2.      Mempunyai perhatian terhadap anak ketika masih dalam rahim ibunya
3.      Menampakkan kegembiraan ketika anak dilahirkan.
      Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendakiNya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (QS 42:49-50).
4.      Adzan ditelinga anak yang dilahirkan.
Dari Abu Rafi ia berkata: saya melihat Rasulullah SAW adzan di telinga hasan bin Ali, ketika Fathimah melahirkannya"(HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).
5.      Memberikan nama yang baik.
"Kalian akan dipanggil di hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak kalian. Maka berilah nama kalian yang baik" (HR. Bukhari dan Muslim.)
6.      Menyembelih aqiqah, mencukur rambut anak
"Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih binatang baginya pada hari ketujuh (dari hari kelahirannya), diberi nama dan dicukur rambutnya" (HR. Samirah).
7.      Mengkhitan
Diriwayatkan di dalam Ash-Shahihain dari Abu Hurairah ra. Ia mengatakan bahwa: Rasulullah SAW bersabda: "Fitrah itu ada lima: Khitanan, mencukur bulu-bulu yang tumbuh disekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak. (Fitrah yang dimaksud disini adalah fitrah amaliyyah untuk mensucikan badan dan menghiasi penampilan, pangkal fitrah badan adalah khitan.)
8.      Menyusui
"Para Ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan". (QS 2:233)
9.      Memberikan pendidikan dan pengajian
10.  Memberikan nafkah
Dari 'Aisyah bahwa Hindun binti 'uthbah pernah bertanya: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sofyan adalah orang yang kikir. Ia tidak mau memberi nafkah kepadaku dan anakku, sehingga aku mesti mengambil dari padanya tanpa sepengetahuannya".  Maka Rasulullah bersabda: "Ambillah apa yang mencukupi bagimu dan anakmu dengan cara yang baik" (HR. Bukhari dan Muslim)
11.  Menyayangi dan bersikap lemah lembut terhadap anak
"Barang siapa yang baginya mempunyai tiga anak perempuan, ia menempatkan mereka dengan baik-baik, kasih sayang atas mereka dan memberikan pendidikan atas mereka, wajiblah baginya masuk syurga" (Riwayat Imam Ahmad. Al Bazzar dan At-Thabarani dari sahabat Jabir ra.)
12.  Memperhatikan keadaannya dan mengarahkannya untuk mendapat pekerjaan yang disukai
13.  Melatih bekerja dan menghindarinya dari malas bekerja dan menganggur
14.  Menjaga kesuciannya dan menikahkannya di kala ia membutuhkan dan mampu
15.  Menyamakan pemberian kepada anak
"Samakanlah pemberian kepada anak-anakmu! Sekiranya aku dibolehkan melebihkan seorang anak dari yang lain, niscaya aku akan lebihkan pemberian kepada anak perempuan' (HR. Thabrani).
D.    Tipe Anak yang Diinginkan Agama dan Orang Tua
Setiap anak umumnya memiliki orang tua atau wali yang bertanggung jawab atas dirinya dalam hal membesarkan, mengasuh, memberi nafkah, mendidik, dan lain-lain. Tanpa orang tua maupun wali, seorang anak akan sangat kesulitan untuk menjalani hidupnya. Pada dasarnya orangtua / wali sangat sangat sayang kepada anaknya dan ingin anaknya menjadi orang yang baik, mandiri, tangguh, cerdas, saleh dan berbagai kebaikan dunia akhirat lainnya.
Dari sebegitu banyaknya kasih sayang dan rasa cinta yang diberikan orangtua / wali, seorang anak terkadang tidak menyadarinya dan justru malah membenci orangtua / walinya. Memang tidak semua orang tua mau memberikan rasa sayang dan perhatiannya dalam bentuk yang disukai anaknya, karena takut kalau anaknya nanti akan menjadi manja, ketergantungan, boros, materialistis, cengeng, dan lain sebagainya. Ada banyak hal yang menjadi tanggung jawab, tugas atau kewajiban seorang anak kepada orangtua / wali dari dirinya, yaitu :
1. Sayang Kepada Orangtua / Wali
Setiap anak harus menyayangi kedua orangtua yang telah dengan segala daya upaya berjuang membesarkan anak-anaknya agar kelak nanti menjadi orang yang berhasil di dunia dan di akhirat. Bukan sekedar uang dan harta yang diharapkan para orangtua dari anak-anaknya, namun yang paling utama adalah kesuksesan dan perhatian anak-anaknya.
2. Patuh Terhadap Perintah Orangtua / Wali
Orangtua akan sangat senang sekali jika anak-anaknya mau menuruti segala apa yang diinginkan orangtua. Namun yang jelas anak-anak tidak wajib menuruti kemauan orangtuanya yang melanggar ajaran agama dan melanggar hukum seperti perintah untuk meninggalkan sholat lima waktu, melakukan korupsi, mencontek saat ujian, dan lain-lain.
3. Menjadi Anak yang Baik
Anak yang baik akan menjadi kebanggaan keluarganya. Anak yang baik juga akan disukai orang-orang yang ada di sekitarnya baik di rumah, sekolah, tempat ibadah, keorganisasian, dan lain sebagainya. Anak yang nakal biasanya tidak disukai oleh orang-orang yang berada di sekitarnya, dan bahkan bisa dimusuhi warga di lingkungannya jika perilakunya sudah keterlaluan melampaui batas.
4. Rajin Belajar Menimba Ilmu
Walaupun tidak cerdas dan mempunyai prestasi yang biasa-biasa saja di sekolah, anak-anak yang tekun belajar tanpa disuruh-suruh bisa membuat orangtuanya bangga. Tidak hanya belajar pelajaran sekolah saja, namun juga ilmu lainnya yang bermanfaat bagi dirinya dan orang-orang yang berada di sekitarnya.
5. Rajin Ibadah dan Mendoakan Orangtua / Wali
Orangtua akan sangat senang sekali jika anak-anaknya menjadi anak yang sholeh. Anak-anak yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kokoh serta selalu mendoakan kebaikan orangtuanya di mana pun dirinya berada akan sangat disayang oleh orangtuanya. Doa anak kepada orangtua adalah hal yang sangat penting yang dapat mendatangkan rahmat Tuhan pada orangtua.
6. Selalu Siap Membantu Orangtua / Wali
Tanpa diminta, anak yang baik selalu siap sedia memberikan bantuannya kepada orangtua atau walinya. Berbagai bentuk pertolongan siap diberikan baik berupa tenaga, uang, waktu, pikiran, perasaan, dan lain sebagainya. Namun sebaiknya jangan terlalu dipaksakan jika memang menemui kesulitan dan membantu orangtua.
7. Tidak Membuat Marah Orangtua / Wali
Anak yang baik harus bisa memahami perasaan orangtuanya sehingga bisa menghindari berbagai hal yang dapat membuat orangtuanya marah. Contoh hal-hal yang dapat membuat orang tua murka adalah seperti bolos sekolah, berbohong.
8. Berupaya Menjadi Orang yang Mandiri dan Mapan
Setiap orang harus bisa menjadi orang yang mapan dan mandiri ketika memasuki usia dewasa. Akan jauh lebih baik lagi jika mampu meraih kemapanan dan kemandirian sebelum mencapai usia dewasa.
9. Menjaga Nama Baik Keluarga dan Orang Tua / Wali
Rahasia keluarga yang tidak pantas diketahui oleh orang lain harus dijaga dengan baik agar keluarga tidak malu karena aibnya diketahui banyak orang. Dalam bersikap dan bertingkah laku pun juga sangat penting untuk selalu berhati-hati agar tidak mencoreng nama baik keluarga. Beberapa contoh perilaku yang menciptakan aib keluarga yaitu seperti zina, selingkuh.
10. Memberi Nafkah Orangtua / Wali Ketika Lanjut Usia
Di kala orangtua pensiun atau karena suatu hal tidak sanggup untuk mencari nafkah bagi dirinya dan keluarganya, maka orangtua akan sangat mengharapkan kebaikan dari anak-anaknya. Oleh karena itu seorang anak harus memiliki keinginan untuk mandiri dan mapan saat dewasa kelak agar bisa menggantikan peran orangtua sebagai tulang punggung keluarga.

BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak, sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia akan berkenalan terlebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang akan datang.
Karakteristik pada diri anak :

1.      Koleris
2.      Sanguinis
3.      Ekstrovert
4.      Melankolis
5.      Phlegmatis

Tipe anak yang diinginkan orang tua :
1.      Sayang dan patuh kepada orang tua/ wali
2.      Menjadi anak yang baik
3.      Menjaga nama baik keluarga
4.      Rajin belajar menimba ilmu hingga suatu saat dapat mandiri dan mapan
5.      Selalu siap membantu orang tua/ wali

B.     Saran
Demikian makalah kami. Kami selalu menerima saran dari Anda karena kami mengerti bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Semoga bermanfaat.









DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Macam-macam Kepribadian Anak. http://www.pendidikankarakter.com/macam-macam-kepribadian-anak/ . Diakses pada Januari 2013.
Anonim. 2013. Tanggung Jawab Orang Tua dan Anak. http://www.jaist.ac.jp/~helianti/edisi14/topik14.html . Diakses pada Januari 2013.
Faza. 2013. Contoh Makalah Agama Islam Membangun Keluarga Sakinah. http://kumpulanilmu2.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-agama-islam-membangun.html . Diakses pada Februari 2013.
Waesun, Enek. 2012. Pentingnya Anak dalam Keluarga. http://enekwaesun.blogspot.com/2012/03/pentingnya-anak-dalam-keluarga.html#axzz2gMJGV8cl . Diakses pada Mei 2012.