Minggu, 09 November 2014

SAP Jamban Sehat



SATUAN ACARA PENYULUHAN
JAMBAN SEHAT

Bidang study              : Keperawatan Komunitas
Pokok bahasan          : Jamban Sehat
Sasaran                      : Bapak-bapak RT I RW I
Tempat                      : Balaidesa Grantung, kec. Purworejo
Hari, tanggal               : Kamis, 20 November 2014
Waktu                        : 08.00 WIB




I.                   Latar Belakang
Di Indonesia, penduduk pedesaan yang menggunakan air bersih baru mencapai 67,3%. Dari angka tersebut hanya separuhnya (51,4%) yang memenuhi syarat bakteriologis. Sedangkan penduduk yang menggunakan jamban sehat (WC) hanya 54%. Itulah sebabnya penyakit diare sebagai salah satu penyakit yang ditularkan melalui air masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan angka kesakitan 374 per 1000 penduduk. Selain itu diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada Balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur.

II.                Tujuan
Tujuan Umum
Diharapkan setelah proses penyuluhan, keluarga dapat menerapkan tindakan jamban sehat dalam keluarga dan juga masyarakat.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x60 menit diharapkan bapak-bapak RT I RW I Desa Grantung dapat :
1.         Menjelaskan betapa pentingnya jamban sehat
2.         Menyebutkan tujuan dilaksanakannya jamban sehat
3.         Menyebutkan 8 kriteria jamban sehat

III.             Metode
1.        Ceramah
2.        Tanya Jawab

IV.             Media
1.        Leaflet berisikan tentang jamban sehat
2.        LCD, laptop, dan layar
3.        Media Power Point untuk presentasi
V.                Isi Materi
-          Pengertian jamban sehat
-          Manfaat jamban sehat
-          8 kriteria jamban sehat
Pembagian
No
Kegiatan
Respon peserta
Waktu
1.
Pendahuluan
  Menyampaikan salam
  Menjelaskan tujuan
  Apersepsi

  Membalas salam
  Mendengarkan
  Memberikan salam
10 menit
2.
Penyampaian materi
  Menjelaskan pengertian jamban sehat
  Menjelaskan manfaat jamban sehat
  Menjelaskan 8 kriteria jamban sehat

Mendengarkan dan memperhatikan
20 menit
3.
Penutup
  Tanya jawab
  Menyimpulkan hasil materi
  Mengucapkan salam

  Menyampaikan pertanyaan
  Mendengarkan
  Menjawab salam
20 menit

VI. Evaluasi
1.      Kegiatan : jadwal, tempat, alat bantu/media, pengorganisasian, proses penyuluhan
2.      Hasil penyuluhan, memberi pertanyaan pada warga tentang :
a.              Apa pengertian jamban sehat?
b.             Apa saja manfaat yang diperoleh dari adanya jamban sehat?
c.              Sebutkan 8 kriteria jamban sehat?       

VII. Pengorganisasian
1.      Penanggung Jawab                    : Pitria Dewi, Pristian Aji dan Pandu Sukmo
2.      Sekretaris                                   : Nur Hidayati dan Nurul Rachmawati
3.      Moderator                                  : Nuriefatul Farida
4.      Penyaji                                       : Ngadimo
5.      Observer dan dokumentasi        : Nisa Aprilia dan Restu Desniawati

VIII. Materi
JAMBAN SEHAT

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran air untuk membersihkannya.
Jenis jamban ada 3, yaitu :
1.         Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.
2.         Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk, karena dapat menggunakan multiple latrine yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban).
3.         Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang. Setiap aggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang airbesar/buang air kecil.
Tujuan menggunakan jamban :
1.         Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
2.         Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.
3.         Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracuanan
Persyaratan jamban sehat (Notoadmojo, 2003) :
1.         Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
2.         Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
3.         Tidak mengotori air tanah
4.         Tidak menimbulkan bau
5.         Mudah dipergunakan
6.         Mudah dipelihara
7.         Desain sederhana
8.         Biaya pembangunan murah
Cara memelihara jamban sehat :
1.      Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
2.      Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
3.      Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4.      Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
5.      Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
6.      Bila ada kerusakan segera diperbaiki
7.      Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit
8.      Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam kloset agar bakteri pembusuk tetap berperan aktif
9.      Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset tidak cepat rusak.
10.  Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas, kain bekas, dll.

Secara konstruksi kriteria di atas dalam prakteknya mempunyai banyak bentuk pilihan, tergantung jenis material penyusun maupun bentuk konstruksi jamban. Pada prinsipnya bangunan jamban dibagi menjadi 3 bagian utama, bangunan bagian atas (rumah jamban), bangunan bagian tengah (slab/dudukan jamban), serta bangunan bagian bawah (penampung tinja).
1. Rumah jamban (bangunan bagian atas)
Bangunan bagian atas bangunan jamban terdiri dari atap, rangka dan dinding. Dalam prakteknya disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.
Beberapa pertimbangan pada bagian ini antara lain :
- Sirkulasi udara yang cukup
- Bangunan mampu menghindarkan pengguna terlihat dari luar
- Bangunan dapat meminimalkan gangguan cuaca (baik musim panas maupun musim hujan)
- Kemudahan akses di malam hari
- Disarankan untuk menggunakan bahan local
- Ketersediaan fasilitas penampungan air dan tempat sabun untuk cuci tangan

2. Slab / dudukan jamban (bangunan bagian tengah)
Slab berfungsi sebagai penutup sumur tinja (pit) dan dilengkapi dengan tempat berpijak. Pada jamban cemplung slab dilengkapi dengan penutup, sedangkan pada kondisi jamban berbentuk bowl (leher angsa) fungsi penutup ini digantikan oleh keberadaan air yang secara otomatis tertinggal di didalamnya. Slab dibuat dari bahan yang cukup kuat untuk menopang penggunanya. Bahan-bahan yang digunakan harus tahan lama dan mudah dibersihkan seperti kayu, beton, bambu dengan tanah liat, pasangan bata, dan sebagainya. Selain slab, pada bagian ini juga dilengkapi dengan abu atau air. Penaburan sedikit abu ke dalam sumur tinja (pit) setelah digunakan akan mengurangi bau dan kelembaban, dan membuatnya tidak menarik bagi lalat untuk berkembang biak. Sedangkan air dan sabun digunakan untuk cuci tangan.
Pertimbangan untuk bangunan bagian tengah:
- Terdapat penutup pada lubang sebagai pelindung terhadap gangguan serangga atau binatang lain.
- Dudukan jamban dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan (menghindari licin, runtuh, atau terperosok).
- Bangunan dapat menghindarkan/melindungi dari kemungkinan timbulnya bau.
- Mudah dibersihkan dan tersedia ventilasi udara yang cukup.

3. Penampung tinja (bangunan bagian bawah)
Penampung tinja adalah lubang di bawah tanah, dapat berbentuk persegi, lingkaran, bundar atau yang lainnya. Kedalaman tergantung pada kondisi tanah dan permukaan air tanah di musim hujan. Pada tanah yang kurang stabil, penampung tinja harus dilapisi seluruhnya atau sebagian dengan bahan penguat seperti anyaman bambu, batu bata, ring beton, dan lain – lain.
Pertimbangan untuk bangunan bagian bawah antara lain:
- Daya resap tanah (jenis tanah)
- Kepadatan penduduk (ketersediaan lahan
- Ketinggian muka air tanah
- Jenis bangunan, jarak bangunan dan kemiringan letak bangunan terhadap sumber air minum (lebih baik diatas 10 m)
- Umur pakai (kemungkinan pengurasan, kedalaman lubang/kapasitas)
- Diutamakan dapat menggunakan bahan local
- Bangunan yang permanen dilengkapi dengan manhole
Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini. Agar usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada jamban (sehat) harus mencapai 100% pada seluruh komunitas. Keadaan ini kemudian lebih dikenal dengan istilah Open Defecation Free (ODF).
Suatu masyarakat disebut ODF jika :
- Semua masyarakat telah BAB (Buang Air Besar) hanya di jamban yang sehat dan membuang tinja/ kotoran bayi hanya ke jamban yang sehat (termasuk di sekolah)
- Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar
- Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat
- Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat untuk mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat
- Ada upaya atau strategi yang jelas untuk dapat mencapai Total Sanitasi
Suatu komunitas yang sudah mencapai status Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan, pada tahap pasca ODFdiharapkan akan mencapai tahap yang disebut Sanitasi Total. Sanitasi Total akan dicapai jika semua masyarakat di suatu komunitas, telah:
- Mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat
- Mencuci tangan pakai sabun dan benar saat sebelum makan, setelah BAB, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan
- Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman
- Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat).
Untuk menentukan suatu komunitas telah mencapai status ODF, dilakukan dengan proses verifikasi.

1 komentar:

  1. maaf, bisa liat leafflet tentang jambannya ga ya ?? lg butuh soalnya hehe

    BalasHapus